KARYA ILMIAH









Reuni Akbar 212 :

 Menepis tuduhan bermuatan Politik.


  
Oleh :  Abi Sunan Kali Jaga 


Reuni 212 sukses digelar di kawasan Monas, yang di hadiri 9 juta Umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia. Silahturahmi alumni 212 tersebut berjalan dengan tertib, aman dan santun, menjadi sebuah fakta yang membuktikan bahwa Umat Islam terbesar di dunia ini  telah terjalin persatuan dan persaudaraan se iman , sebangsa , dan setanah air Indonesia yang mengguncang dunia. 





Umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia telah memadati Ibu Kota Indonesia , 

Penyelenggaraan reuni ini merupakan kali kedua setelah juga dilakukan tahun 2017.



Reuni Akbar Alumni 212 merupakan kegiatan silaturahmi bagi para ulama,  tokoh nasional, tokoh daerah,  maupun masyarakat yang terlibat dalam aksi 2 Desember 2016 silam, saat ratusan ribu orang tumpah ruah ke jalan menuntut penegakan hukum kepada Basuki Tjahja Purnama yang kala itu menjabat Gubernur , sang penista agama Islam.






Reuni 212 digelar di kawasan Monas, diawali dengan salat tahajud bersama  yang diimami oleh Buya Ahmad Kurtubi dan doa oleh Abah Raudh Bahar. Kemudian salat subuh berjamaah yang  diimami oleh Nashier Zein dan Zikir bada subuh oleh Habib Muhammad Al Athas dan Habib Muhsin bin Zait Al Athas.



Rangkaian acara reuni ini di pandu oleh Miing tokoh asal Lebak Banten , pembawaan acara nya di kemas dengan cerdas dan kritis.Kemudian  doa  menutup kegiatan dan pagi nya di lanjutkan  dengan pemutaran video kompilasi dukungan 212. Serta Peringatan  Maulid Nabi Muhamad SAW, yang dipimpin oleh  Habib Muhammad bin Idrus Al Hadad dilaksanakan pukul 05.30 - 06.00 WIB. 





Pemutaran film karya Front TV yang berdurasi 7 menit dan video Kompilasi Dukungan 212. menambahkan spirit energi yang bergeliro di dada para Mujahid.

Tokoh - tokoh Nasional, seperti Prabowo Subianto, Amin Rais, Zulkifli Hasan, Fadli Zon, Hidayat Nur Wahid, Anis Baswedan pun turut memberikan tausyiah dan orasi keummatan dan kebangsaan.





Sementara, pukul 07.00 - 07.15 WIB Seremonial acara reuni dibuka dengan ucapan selamat datang dari tiga tokoh masing-masing  perwakilan dari FPI, GNPF, dan PA 212. Kemudian mars bela Islam dan bela tauhid dikumandangkan diikuti pengibaran bendera warna-warni berlambang kalimat tauhid.



Para  Millennials, Tawfiz Qur'an cilik dan pejuang  bela Islam yang berasal dari Ciamis pun tak luput dari kemasan apresiasi dan penghargaan atas dedikasi jihad bela Islam Ini pun sekaligus menepis tuduhan  yang menyatakan  untuk bahwa kegiatan ini sarat Kepentingan politik dan  Pragmatisme, A Sampai Z hingga  soal Hak Pilih di Pilpres 2019 tidak terbukti.



Dilanjutkan dengan acara Peduli Kaum Disabilitas dan selanjutnya pembacaan doa penutup oleh Habib Umar. Acara Reuni Akbar ini selesai sebelum pukul 12.00 (Senda,212.2018)



#hati

#yang

#tergerak




Seruan Moral dalam Konser Situs Budaya Baduy 




Suku Baduy merupakan salah satu suku adat di Provinsi Banten yang menetap di desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Desa Kanekes merupakan salah satu desa dari 295 desa dan 56 kelurahan dan Kecamatan Leuwidamar adalah salah satu kecamatan dari 19 kecamatan di kabupaten Lebak.

Luas wilayah desa Kanekes kurang lebih 5.153 hektar yang terbagi ke dalam 50% lahannya adalah hutan lindung yang tidak boleh diganggu gugat, 30% huma dan perkebunan rakyat dan 20% area permukiman dengan jumlah kamung sebanyak 55 kampung. Dapat dilihat pembagian lahan tanah ulayat Baduyberdasarkan luasan tanah sebagaimana diuraikan pada tabel 1 dibawah   ini :

Tabel 1
Pembagian Lahan Tanah Ulayat Baduy



Berdasarkan  tabel diatas, maka diketahui bahwa luas lahan kawasan hutan lindung kurang lebih  2.576 hekatar, sedangkan untuk lahan huma dan perkebunan kurang lebih seluas 1.545,90 hektar, serta untuk lahan pemukiman hanya tersedia kurang lebih seluas 1.030,60 hektar.

Jumlah penduduk di desa Kanekes dari masa ke masa semakin bertambah, terbukti pada akhir tahun 2008, berdasarkan data dari kepala desa Kanekes, bahwa jumlah penduduk Baduy kurang lebih sebanyak 11.000 jiwa atau kurang lebih 2.400 kepala keluarga.

Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka rasio ketersediaan lahan untuk huma dan perkebunan untuk setiap kepala keluarga masyarakat Baduy hanya seluas 0,64 hektar per kepala keluarga. Hal tersebut tidak memungkinkan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat Baduy pada umumnya dari hasil huma dan perkebunan mereka.

Hal tersebut menyebabkan terjadinya pembukaan lahan huma dan perkebunan di kawasan hutan lindung dan penebangan kayu hutan (ilegal Loging), baik oleh masyarakat Luar Baduy atau masyarakat Baduy itu sendiri. Terbukti bahwa di wilayah timur terdapat kerusakan hutan kurang lebih 700 hektar, yakni diwilayah Nyalindung berbatasan dengan desa Cilebang dan desa Karang combong Goa Bancet kecamatan Muncang yang diakibatkan sempitnya lahan untuk huma dan perkebunan, baik masyarakat Baduy maupun masyarakat sekitar hutan lindung tersebut.


 Dengan demikian perlu kiranya dilakukan seruan atau gerakan bersama untuk reboisasi dan pencegahan pengrusakan hutan lindung yang ada dikawasan Tanah Ulayat Baduy agar kelestarian hutan lindung tetap terjaga dan lestari guna kepentingan kehidupan manusia dan keseimbangan alam secara berkelanjutan ( Eco Sustainable ).








Judul  Naskah                         : 
Ciruas, 
Antara Kota Raja & Kota Kolonial.

Penulis Naskah : Sudrajat Senda




Narrator :

Nurani kesadarannya terketuk kegagahan Sang Perkasa, serta rasa kasih sayang. Suara hati. Saling asah, saling asih, dan saling asuh,  doanya menundukkan seluruh sikap kolektivitas agar ketangguhan suara hati yang diselimuti keikhlasan akan menjadi sahabat ditengah gemuruh kesewenang-wenangan hidup dan keangkuhan zaman.

Dahulu kala ada seorang tokoh yang bernama Kyai Ngabehi Cakradana, yang pada awal kedatangannya di Banten memulai karir sebagai tukang pandai besi.
 Kyai Ngabehi Cakradana, berkunjung kesuatu Desa , di desa tersebut terdapat banyak gerabah.



Kyai Ngabehi Cakradana : “ Maaf mengganggu tuan , kalau boleh saya
       tahu, apa yang sedang tuan kerjakan ?,... Desa 
       apa ini ?,... Mengapa di Desa banyak terdapat
       gerabah ?



Warga                                     : Saya sedang membuat dan melestarikan gerabah
                                      bermotif   tumpal bergerigi dan  ceplok,...  
  dan Desa ini adalah   Desa Gerabah, Bumi  
  Jaya, yang dikenal sebagai  Desa Gerabah,
  karena gerabah- gerabahnya yang sudah
  menyebar diberbagai daerah di Indonesia dan
              di negara-negara Eropa.




Warga                                     : dan,..Kalau boleh tahu siapakah tuan ini ,...?


Kyai Ngabehi Cakradana : Saya, Kyai Ngabehi Cakradana, seorang
        pandai besi dari Kampung Kejaban, Desa      
        Kepandaian,...itulah Desa Kami.





Setelah perbincangan tersebut Kyai Ngabehi Cakradana di panggil menghadap Sultan Ageng Tirtayasa.


Kyai Ngabehi Cakradana : Assalamu’alaikum Warohmatullahi
    Wabarakatuh, ada apa gerangan Sultan 
     memanggil hamba ?


Sultan Ageng Tirtayasa  : Waalaikum Salam Warohmatullahi
    Wabarakatuh, Kyai, karena kecerdasan dan   
     keahlian di bidang perdagangan serta tata
     kota,...Bersediakah Kyai membantu
     Kesultanan Banten ?






Kyai Ngabehi               : Titah Baginda Sultan, untuk
     kesejahteraan rakyat Banten, Insya Allah
     hamba bersedia.

Setelah diangkat sebagai Arsitektur di Banten, Kyi Ngabehi membagi 3 wilayah di Banten yang pertama Kota Pecinan, didirikan untuk penduduk Dinasty Ming, Cina, Portugis, Arab dan Turki, yang kedua ialah Kota Raja menjadi pusat perekonomian Banten, di Kota Raja ini terdapat Istana, Masjid Agung, Menara Banten, Pasar, dan Pelabuhan Internasional, Kota Raja ini dikelilingi oleh Benteng-benteng berbentuk seperti parit yang berfungsi sebagai pertahanan kedua dari serangan VOC di Batavia. Sedangkan pertahanan pertamanya adalah sungai Cisadane di Tangerang.

Di sisi lain, para Kompeni Belanda telah memasuki wilayah Banten.



                                                                                        
Belanda                           : Wah,...wah,...wah,... Banten sangat Kaya, 
                                            rempah-rempahnya melimpah, kerajinan
                                            Gerabahnya bagus-bagus, kerajinan
                                            goloknya hebat,...akan ku angkut   semua
        ini ke negara saya,...ha,...ha,...haaa,..haaa
       
Belanda                            : Hua,...ha,...haa,... ha,... Kita orang juga
        harus bawa penduduk untuk bangun 
        jalan Raya sampai ke kota Batavia.




Mendengar Kompeni Belanda yang ingin merampok kekayaan di Banten dan ingin memperkerjakan rakyat secara paksa untuk membangun jalan raya Anyer – Panarukan, Sultan Ageng Tirtayasa pun menjadi geram.

Sultan Ageng Tirtayasa        : Banten Kami memang sangat Kaya,
  namun ini semua untuk kesejahteraan  
   rakyat ,  tidak sudi kekayaan kami    
   kamu curi untuk di bawa ke nagara    
   mu,... Lebih baik mati daripada
                                                   rakyat menderita.

Belanda                                   : Oh,...Baginda Sultan,...tuan Raja
   Banten,...Sultan ikuti saja maunya
   kita-kita orang,...jika Sultan lawan   
   kami orang,...Banten ini akan kami
   orang,... hancurkan.





( Sultan  & Belanda/Cernelis De Houtman terlibat konflik, dan tidak dapat di hindarkan pertempuran meletus), Belanda pun kalah, Cornelis De Houtman di rantai tangan dan kakinya dan dijebloskan ke penjara selama 3 bulan di Kota Raja).


Kyai Ngabehi                         :  Saudara-saudaraku, semua rakyat
   Banten, untuk pertahankan dan
   menjaga kita dari serangan kolonial,
   marilah kita bersama bangun
   benteng pertahanan,... Marilah Kita    
   Gawe Kuta Baluarti.


Sultan Ageng Tirtayasa        :  Mulai hari ini antara benteng
   kemenduran dan benteng                                                              
   Cisadane , menjaga dari serangan
   VOC di Kota Kolonial Batavia, saya
   berikan nama CIRUAS, Ci                                                              
   adalah Air dan RUAS adalah
   diantara, maka diantara                                                              
   Air yang mengalir di Sungai
   Kemenduran dan Cisadane adalah
   CIRUAS.





Dan itulah yang menjadi asal usul Ciruas.

Ciruas sebagai wilayah pemukiman diantara Kota Raja dan Kolonial, hingga hari ini, Sejarah membuktikan bahwa Ciruas banyak terdapat situs-situs Sejarah, seperti Desa Gerabah Bumijaya, Desa pandai besi, kepandaian dan Bangunan Kawedanaan, kantor polsek, pasar ciruas, sekolah Belanda, serta Masjid beratap tumpang di Ciruas.


Walau semua orang tak mau mengenal dimana tempat lahirnya, dimana pemakamannya kini, namun jejaknya mengukir sejarah tata kota Ciruas, Kabupaten Serang, Banten Kita.





Lampiran 3

DAFTAR NAMA SISWA
Kegiatan Lomba  Bercerita Tingkat SMA/SMK/MA Provinsi Banten tahun 2016
“ Ciruas, Antara Kota Raja dan Kolonial”


No
Nama
Kelas
Keterangan
1
RISKA SEPTIMAWATI
XII MIA-5

2
TRI CAHAYA SUCI
XII MIA-2

3
YAYU FARIDA
X MIA-1









Ciruas,  
antara   
Kota  Raja   dan  Kolonial.

Oleh
Sudrajat Senda



Nurani kesadarannya terketuk kegagahan Sang Perkasa, menggerakan rasio dan rasa beriringan dengan rasa kemanusiaan, serta rasa kasih sayang.

Suara hati dan nalarnya tumbuh menembus keseimbangan, untuk menjaga kegelisahan jiwa dan kegundahan hati atas realitas hidup yang terkadang jauh dari apa yang diharapkan, hanya semangat nya akan kebersamaan dan nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa.  

Saling asah, saling asih, dan saling asuh, doanya menundukkan seluruh sikap kolektivitas agar ketangguhan suara hati yang diselimuti keikhlasan akan menjadi sahabat ditengah gemuruh kesewenang-wenangan hidup dan keangkuhan zaman.
  
Walau semua orang tak mau kenal dimana tempat lahirnya, dimana pemakamannya kini, namun jejaknya mengukir sejarah tata kota di Ciruas, Kabupaten  Serang, Banten kita.



Ada tokoh yang bernama Kyai Ngabehi Cakradana, pada awal kedatangannya di Banten memulai kariernya  sebagai (Tukang) pandai besi,  kemudian karena kemampuannya di bidang ekonomi dan tata kota oleh Sultan Ageng Tirtayasa, arsitektur di Banten ini, membagi tiga ruang wilayah yaitu, pertama Kota Pacinan, ruang kota pada awal pendiriannya untuk pendukung Dinasty Ming untuk orang-orang asing, seperti dari Cina (Tiongkok), Portugis, Arab, dan Turki.
Kedua adalah wilayah Kota Raja, di sini lah pusat utama perekonomian di tanah Banten dikendalikan oleh Kesultanan, di Kota Raja ini terdapat Istana, Masjid Agung, menara Banten, Pasar, dan pelabuhan internasional terbesar. Kota Raja dikelilingi oleh benteng-benteng pertahanan, baik yang berbentuk seperti parit, bentuk seperti ini layaknya seperti sungai Wot Galih yang terbentang dari gunung Karang, sampai ke ke Laut utara fungsi benteng seperti parit ini berfungsi juga sebagai pertahanan kedua (ring 2 ) dari serangan VOC di Batavia, sedangkan ring pertama adalah Sungai Cisadane  di Tangerang. Ada juga benteng-benteng didalam kota Raja, seperti benteng berbentuk zigzag di pantai utara yang mengelilingi Istana.
Ketiga adalah wilayah pemukiman yang terletak kearah timur antara benteng berbentuk parit sampai ke sungai Cisadane. Wilayah pemukiman berada diluar wilayah Kota Raja, pada kesempatan ini kami menceritakan tentang tata kota Ciruas.
Ciruas adalah sebuah kecamatan, sekaligus Ibu Kota Kabupaten Serang, letaknya sekitar 9 km di sebelah timur pusat kota Serang, lazimya pengertian Ciruas di tanah Pasundan “Ci” adalah Air dan Ruas adalah bagian diantara air tersebut, air tersebut dipastikan adalah air yang ada di Sungai Wot Galuh Kemenduran, dan Sungai Cisadane.
Dimulai dari desain pemukiman penghasil gerabah di Desa Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas, yang tercatat hingga akhir tahun 1642 pelabuhan banten, pelabuhan Kelapa, Pelabuhan Pontang, dan pelabuhan Cimanuk, mampu mengirim jenis-jenis gerabah ke Benua Eropa,  seperti pasu, piring bulat, jambangan bulat, jambangan silinder, pot bunga, kendi, periuk, wajan dan kuali. Hiasan gerabah khas Bumi Jaya ini ada yang bermotif tumpal bergerigi dan ceplok yang di buat dengan teknik di cap teknik, di cubit, di gores  atau dengan teknik di tekan.







Sampai saat ini pengrajin gerabah di Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas, mampu menghasilkan 10-20 gerabah setengah jadi setiap harinya. Dari jaman dulu sampai sekarang Desa Bumi Jaya terkenal dengan “Desa Gerabah” karena gerabah-gerabahnya sudah menyebar di berbagai daerah di Indonesia dan di Negara-negara Eropa. Selain terkenal di beragai daerah di Indonesia dan Eropa, gerabah-gerabah Bumi Jaya sering di tempatkan sebagai hiasan perkantoran, hotel, dan rumah-rumah penduduk.



Kemudian tidak jauh dari Desa Bumi Jaya sekitar 1 Km ke arah selatan, kita menemukan pemukiman yang di desain pemukiman warga sebagai suatu desa “pandai besi”, yaitu Desa Kepandaian, warganya pandai membuat golok, pisau, cangkul yang  terbuat dari besi. Hasil kerajinan pandai besi di Kampung Kejaban Desa Kepandaian tercatat pada tahun 1596 menurut Willem Lodewycksz, keramaian di tiga pasar, yaitu Pecinan, Pasar Karangantu dan Pasar Alun-alun dekat Masjid Agung terdapat komoditi, keris, pisau dan golok selain gerabah, lada serta rempah-rempah lainnya, pada saat ini  dapat kita jumpai di pasar-pasar tradisional, seperti Pasar Ciruas, Pasar Dukuh, Pasar Kalodran, dan Pasar Begog.


 Kami terus melakukan perjalanan ke Arah Selatan 500 meter, menuju suatu  Cembeh Desa Ciruas, di desa tersebut terdapat jalan desa yang menggunakan nama seorang tokoh besar di bidang perkonomian dan tata kota Kesultanan Banten, yaitu jalan Kyai Ngabehi Cakradana,  rasa ingin tahu tentang Kyai Ngabehi Cakradana di Ciruas, terutama mengenai perekonomian dan tata kota di Ciruas, Kami telusuri bahwa beliau adalah sosok syahbandar kesultanan sekaligus pemimpin masyarakat Tionghoa, dan Kyai Ngabehi Cakradana  juga dikenal sebagai arsitek pemukiman Banten.
Ciruas yang sudah tertata sebagai wilayah pemukiman yang warganya melakukan aktivas niaga dapat langsung menuju pasar yang berada di Kota Raja, dan terlibat dalam dunia kemaritiman di pelabuhan Karangantu.
Karena Banten terkenal dengan sumber rempah-rempah, terutama ladanya yang tidak tertandingi di dunia, sehingga orang-orang Eropa berdatangan mulai dari tahun 1596-1598 orang belanda datang di bawah Cornelieus De Houtman, dan memulai gaya-gaya pencundang Eropa diperagakan pada tahun 1598-1942.
Layaknya Herman W Deandles 1808-1811 dengan semangat kecongkakannya membangun jalan, yang dikenal dengan jalan Anyer Panarukan, dan kemudian terbentuk tata kota pada masa kolonial.

Ciruas masa kolonialpun meninggalkan jejak seperti, adanya polsek/tangsi Ciruas (masa kemerdekaan) atau pos pengamanan kerta paksa ( masa Cultur Stelsel), atau pos penjaga pengairan di sisi selatan (masa Jepang), jejak gedung ini sempat kami dokumentasikan, hasil nya masih banyak benda-benda yang harus dilestarikan.


            
             Di arah timur samping polsek terdapat jejak pusat pendidikan tertua pada masa Belanda, Sekolah Dasar Kelas Satu (De Scholen der Eerste Klasse). Sekolah ini didirikan di kawedanaan Ciruas, dan membuktikan bahwa pada Sejarah pusat pendidikan di Ciruas didirikan di kota yang menjadi pusat kerajinan, seperti kerajinan Gerabah dan besi. Murid-murid yang dapat diterima di sekolah ini adalah anak-anak golongan masyarakat atas, seperti anak-anak bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka, dan orang-orang bumiputra yang terhormat. Hal ini disebabkan anak sekolah tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan administrasi pemerintahan, perdagangan, dan perusahaan. Lama belajar pada Sekolah Kelas Satu adalah 3 tahun, dengan bahasa pengantar mula-mula bahasa Melayu dan daerah, tetapi kemudian secara berangsur-angsur diubah menjadi bahasa Belanda (tahun 1914). Waktu pun melindas sejarah yang hanya ada kenangan, karena saat ini gedung tersebut sudah terkalahkan dengan arogansi kapitalisme, berubah menjadi pasar Ciruas.
Gedung kawedanaan Ciruas terletak di depan pasar ciruas arah utara, Kewedanaan Ciruas meliputi Kecamatan Cilegon dan Bojonegara).







            
            Didepan Kawedanaan Ciruas, terdapat bangunan Masjid Baitul Mukmin, pada awalnya bangunan Masjid Ciruas dilihat dari bentuknya menyerupai Masjid Agung di Kota Raja, atap bertumpang, memiliki bedug, kentongan, disebelah kanan-kirinya terdapat pemakaman, dan didepan Masjid ini dulu terdapat Menara.













Ekplorasi Curug Cikotak  di  Pegunungan Padarincang Kabupaten Serang Provinsi Banten





Oleh
Sudrajat Senda







Lomba Karya Tulis
Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman
Provinsi Banten
Tahun 2014




I.                   PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan di Wilayah Sungai adalah amanah yang terus menerus tetap diperjuangkan. Dalam UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, dikemukakan sebagai berikut  :

Dimaksudkan untuk memfasilitasi strategi pengelolaan sumber daya air untuk wilayah sungai di seluruh tanah air untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang secara berkelanjutan. Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan. (UU No 7 2004 & PP No 42 2008 tentang PSDA Air)

Disamping arah pembangunan nasional  terutama masyarakat yang berada penggunungan dan aliran sungai membutuhkan perhatian bersama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, yaitu terbentuknya hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang pengelolaan daerah aliran sungai, dikemukakan bahwa :

Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengaturhubungan timbal balik antara sumberdaya alamdenganmanusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agarterwujud kelestarian dan keserasian ekosistem sertameningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagimanusia secara berkelanjutan. (PP No 37 2012 ).



Curug Cikotak. merupakan salah satu curug yang merupakan daerah aliran sungai  yang belum terjamah oleh masyarakat baik dari pencinta alam,  ataupun oleh pihak instansi terkait .Curug ini bersimbiosis dengan curug-curug lainnya di penggnungan Padarincang Kabupaten Serang.


Keberadaan Curug cikotak di PenggununganPadarincang  Kabupaten Serang Provinsi Banten dalam melaksanakan kegiatan susur sungai di Kecamatan Padarincang bersama tim eksplorasi Ekstrakurikuler Wadah Pencinta Alam Tapak Guriang SMAN 1 Ciruas dalam melaksanakan program kegiatan susur sungai dan belum pernah terjamah secara umum. Oleh sebab itu Curug Cikotak  mendapat hak konservasi dan Eksplorasi terhadap keberadaannya tersebut. Tanggung jawab keberadaannya  adalah memantau keberadaan, keadaan dan situasinya.

Adanya kecenderungan meningkatnya konversi hutan menjadi lahan pertanian ataupun perkebunan di daerah Penggunungan Padarincang , menyebabkan terancamnya eksotik Curug  Cikotak dan aliran sungainya. Oleh sebab itu, pengecekan keberadaanya yangmasih ada dan kondisi nya perlu dilakukan kembali secara langsung di lapangan.
1.2. Analisis Masalah.

1.2.1.      Identifikasi Masalah.

1.2.1.1.Bagaimanakah kondisi dan potensi sumber daya air di Curug Cikotak Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang.
1.2.1.2.Apakah faktor lingkungan sosial, dalam hal ini tingkat kepedulian masyarakat mempengaruhi kondisi dan potensi sumber daya air di Curug Cikotak Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang.




1.2.2.      Pembatasan Masalah.
Dengan adanya identifikasi masalah diatas maka peneliti membatasi permasalahannya, yaitu ;

1.2.2.1.kondisi dan potensi sumber daya air di Curug Cikotak Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang.
1.2.2.2.Kepedulian masyarakat dibatasi pada warga masyarakat yang melakukan aktivitas perkebunan di areal penggunungan Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang.

1.2.3.      Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pengelolaan  Curug Cikotak Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang terhadap peningkatan kesejahteraan.

1..3. Tujuan Penelitian.

1.3.1. Untuk mengetahui tentang kondisi dan potensi sumber daya air di Curug Cikotak
Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang.
1.3.2. Mendeskripsikan Kepedulian masyarakat dibatasi pada warga masyarakat yang
melakukan aktivitas perkebunan di areal penggunungan Kecamatan Padarincang
Kabupaten Serang.


II.                TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan  Curug Cikotak

Pengalaman-pengalaman praktis yang dialami masyarakat selama ini, yaitu melalui aktivitas dalam organisasi sosial maupun organisasi kemasyarakatan, memperlihatkan bahwa hasil-hasil interaksi dengan perilaku masyarakat, seperti bercocok tanam, berburu, atau aktivitas lainya disekitar hutan. Organisasi sosial yang merupakan dimana warga masyarakat bertempat tinggal dan organisasi kemasyarakatan sebagai media pemupukan kesadaran tentang kepedulian akan kelestarian alam tersebut diharapkan masyarakat memahami nilai-nilai tersebut, kemudian menyetujui dan menerapkan
Dalam proses penanaman nilai tersebut, nilai-nilai komunikasi dari berbagai pihak akan menentukan kualitas nilai-nilai yang akan terbentuk pada masyarakat. Dari gambaran tersebut kondisi dan potensi pengelolaan sumber daya air sangat dipengaruhi oleh kualitas nilai-nilai yang terbentuk pada masyarakat.
2.2.Pengertian Kondisi dn Potensi.
Dalam Kamus bahasa Indonesi, yang dimaksud dengan kondisi adalah ;
-          Keadaan
-          Persyaratan
Sedangkan potensi adalah;
-          kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan;
-           kekuatan;
-          kesanggupan;
-          daya; 





















LAPORAN EKSPEDISI CURUG  CIKOTAK  PADARINCANG
KABUPATEN SERANG

       

        MENAPAK JEJAK
Curug Cikotak
DI PENGGUNUNGAN PADARINCANG
“ Ekplorasi Hutan Rimba  di  Penggunungan Padarincang ”



WAPALA TAPAK GURIANG
SMA NEGERI 1 CIRUAS
KABUPATEN SERANG



LATAR BELAKANG

            Wapala Tapak Guriang SMA Negeri 1 Ciruas Kabupaten Serang merupakan salah satu organisasi ekstra kurikuler di SMA Negeri 1 Ciruas . Wapala Tapak Guriang SMA Negeri 1 Ciruas Kabupaten Serang dibentuk 26 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1985, dan diresmikan secara simbolik di Gunung Karang Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten.
            Curug Cikotak. merupakan salah satu curug yang merupakan daerah aliran sungai  yang belum terjamah oleh masyarakat pencinta alam ataupun oleh pihak instansi terkait .Curug ini bersimbiosis dengan curug-curug lainnya di penggnungan Padarincang Kabupaten Serang.
            Keberadaan Curug cikotak di Penggunungan Padarincang  pertama kali ditemukan oleh salah satu anggota Wapala Tapak guriang dalam melaksanakan kegiatan susur sungai di Kecamatan Padarincang dan belum pernah  terjamah secara umum. Oleh sebab itu Curug Cikotak  mendapat hak konservasi dan Eksplorasi terhadap keberadaannya tersebut. Tanggung jawab keberadaannya  adalah memantau keberadaan, keadaan dan situasinya.
            Adanya kecenderungan meningkatnya konversi hutan menjadi lahan pertanian ataupun perkebunan di daerah Penggunungan Padarincang , menyebabkan terancamnya eksotik Curug  Cikotak dan aliran sungainya. Oleh sebab itu, pengecekan keberadaanya yang masih ada dan kondisi nya perlu dilakukan kembali secara langsung di lapangan oleh anggota Wapala Tapak Guriang SMAN 1 Ciruas Kabupaten Serang.







TUJUAN
            Kegiatan ini bertujuan :
1.       Melakukan observasi dan eksplorasi Curug Cikotak di Penggungan Padarincang serta  
mempelajari aliran air sungai  tersebut.
2.       Mempelajari kondisi bentang lahan (geomorfologi) serta perubahan tata guna lahan yang    
terjadi di Pengunungan Padarincang
.
NAMA KEGIATAN
            Kegiatan ini diberi nama “Menapak Jejak Curug Cikotak  di Pegunungan Padarincang

TEMA KEGIATAN
            Kegiatan ini bertemakan “ Ekplorasi Hutan Rimba di Pegunungan Padarincang”

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
            Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Tanggal                :   23 Okotober 2011
Tempat                 :  Kampung Cikotak Desa Kadubeureum Kecamatan Padarincang
         Kabupaten Serang


BENTUK KEGIATAN
            Bentuk Kegiatan ini adalah observasi dan eksplorasi  terhadap Curug Cikotak  dan kondisi geomorfologi Pegunungan Padarincang.
A.    Observasi
Tim memantau keberadaan, keadaan dan situasinya.
Melakukan ekspedisi Curug Cikotak di mulai pada pukul 10.45 WIB dari pasar Padarincang sekitar 20 menit atau pukul 11.05 kita sampai ke Kampung cikase di situ gerbang masuk desa Kadubeureum menuju Curug cikotak.

v  Keberadaan Curug Cikotak yang dekat dari pemukiman penduduk desa dan akses jalan pedesaan yang belum  maksimal keberadaan lokasi sulit untuk di perbaharui, namun hal ini kami mencoba menggali potensi fisik mudah-mudahan dapat di kembangkan ke depan lebih baik.
v  Hutan rimba sangat baik untuk daerah isapan suku cadang air karena di penuhi pohon-pohon yang di tanam oleh penduduk yaitu pohon Albasia, di samping itu Hutan rimba sangat riskan dengan potensi erosi.
v  Kelestarian hutan perlu di jaga dari ulah para perambah hutan dan pengunjung petualang alam di Curug Cikotak dan sepanjang aliran sungainya.
v  Keterancaman dan kelangkaan lahan dan debit aliran sungai yang sedikit.
     




B.     Eksplorasi dan Geomorfologi

Pada tanggal 23 Oktober 2011 , tim Ekspedisi dari Anggota Wapala tapak Guriang SMAN 1 Ciruas Kabupaten Serang  melakukan Eksplorasi Hutan, rimba , sungai dan curug Cikotak  Pegunungan Padarincang. Hasil dari kegiatan eksplorasi tersebut yaitu ditemukan berbagai potensi dan hambatan di daerah tersebut. Hutan rimba sangat baik untuk daerah isapan suku cadang air karena di penuhi pohon-pohon yang di tanam oleh penduduk yaitu pohon Albasia, di samping itu hutan rimba sangat riskan dengan potensi erosi.
 Sebagai sumber daya yang banyak digunakan, tanah dapat mengalami pengikisan (erosi) akibat bekerjanya gaya – gaya dari agen penyebab. Misalnya, air hujan, angin, dan/atau hujan. Secara alami tanah mengalami pengikisan atau erosi. Erosi ini sering disebut dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi ini tidak berbahaya karena lajunya yang seimbang dengan pembentukan tanah di tempat terjadinya erosi tersebut. Kehadiran manusia sejak pertama kali di bumi ini, disadari atau tidak, mulai meningkatkan laju erosi. Erosi ini terjadi karena terjadinya perubahan pola penutupan lahan, dari pola alami menjadi pola buatan manusia. Erosi ini dikenal dengan sebagai “erosi dipercepat” atau accelerated erosion.
Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah meliputi hujan, angin, limpasan permukaan, jenis tanah, kemiringan lereng, penutupan tanah baik oleh vegetasi atau lainnya, dan ada atau tidaknya tindakan konservasi. Faktor – faktor tersebut dalam mempengaruhi erosi sebetulnya tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan lainnya, artinya bekerja secara simultan.
Masalah erosi yang terjadi pada umumnya berdasarkan pengamatan Tim Wapala Tapak Guriang SMAN 1 Ciruas , dalam hal ini erosi akibat campur tangan manusia, sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Barangkali bersamaan dengan pembukaan lahan untuk usaha pertanian oleh nenek moyang bangsa ini pada ribuan tahun yang lalu. Namun demikian, kepedulian manusia dan kelompok pencinta alam lainnya terhadap proses ini memang terbilang baru yakni sekitar abad ke-19. Pada waktu itu sebagian hutan di jawa oleh Belanda dibuka scara besar-besaran untuk usaha perkebunan. Seperti dikemukakan oleh Utomo (1989) bahwa akibat pembukaan hutan besar-besaran itu terjadi banjir di sungai-sungai utama seperti Bengawan Solo, Ciliwung, dan Citanduy, yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Terjadinya erosi pada lahan yang terbuka yang diikuti hilangnya bahan organik dan pemadatan tanah menyebabkan penurunan kapasitas infiltrasi tanah. Akibatnya hujan yang terjadi selanjutnya akan dengan mudah terakumulasi di permukaan membentuk limpasan permukaan (run-off), hanya sedikit air yang masuk kedalam tanah. Itulah sebabnya kenapa, seperti yang telah dijelaskan, daerah hulu mengalami erosi berat dengan mudah kekurangan air terutama dimusim kemarau. Dengan kata lain, kemampuan hidro-orologis daerah itu telah berkurang (Rahim, 1992).





           Sebagai akibat ulah para perambah hutan dan pengunjung petualang alam di Curug Cikotak dan sepanjang aliran sungainya . Dari hasil kajian sementara dapat ketahui beberapa faktor penyebab baik langsung maupun tidak langsung yang sangat mempengaruhi kelestarian .
Faktor penyebab secara langsung adalah:
    1. Tidak adanya mekanisme pengawasan dan pengontrolan terhadap berbagai kegiatan di pelestarian.
    2. Aturan yang telah dikeluarkan oleh pihak Pemerintah  (Bab V tentang Pengelolaan Hutan pasal 24, UU Kehutanan No. 41 tahun 1999) tidak terimplementasi dengan baik, sehingga para perambah hutan dengan santainya menebang pohon tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
    3. Tidak adanya ketegasan dalam hal pemberian sanksi dari pihak berwenang terhadap pelaku pelanggaran perambah hutan.
    4. Tidak adanya tanggung jawab dari pihak pengelola dan Masyarakat
    5. Tidak ada koordinasi yang baik dari berbagai pihak dengan aparat Desa Kadubeureum  mengenai penyadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian alam.
    6. Jarak site yang relatif dekat dengan batas lahan pertanian (± 500 m) dan dari pusat pemukiman penduduk desa (± 1/2 Km).
Sedangkan faktor penunjang (tidak langsung) akan keterancaman dan kelangkaan lahan dan frekuensi aliran sungai  adalah:
1.      Semakin bertambahnya penduduk desa yang menuntut peningkatan kebutuhan hidup yang memadai.
2.      Masih adanya masyarakat yang masih bergantung pada sumber energi yang berasal dari kayu  
bakar.
3.      Tingkat pendidikan yang relatif rendah sehingga dapat mempengaruhi pola pikir yang  
berkenaan dengan fungsi dan peran Hutan Rimba.
4.      Sebagian besar kehidupan masyarakat bermatapencaharian sebagai petani maupun buruh  
tani. Hal ini dimungkinkan pada musim-musim tertentu alternative matapencaharian mereka bergantung pada kekayaan alam.

            Kerusakan lahan juga terjadi di daerah pendakian, baik di perbatasan hutan dan ladang maupun di dalam kawasan hutan sendiri. Pada perbatasan hutan dan ladang, banyak dijumpai erosi pada lahan-lahan tersebut karena kondisi lahan yang terbuka tanpa adanya tanaman penutup tanah lagi. Apabila erosi ini terus dibiarkan dan tidak ada penanggulangan dari warga sekitar, maka lahan tersebut akan mengalami kerusakan dan kehilangan daya dukungnya terhadap pertanian.



            Di dalam kawasan hutan, juga di temui erosi dan ditemukan pula longsor. Longsor ini diakibatkan oleh hujan yang deras dan pada lahan tersebut pepohonannya cukup sedikit. Berkurangnya jumlah pohon ini dapat saja disebabkan oleh perambah hutan yang mulai memasuki kawasan hutan. Hal ini harus menjadi perhatian yang cukup penting dari berbagai pihak.
KESIMPULAN
            Dari beberapa permasalahan diatas cukup jelas bahwa urusan kelestarian Curug Cikotak  begitu “Nestapa”. Berita "Tangisan" yang dialami oleh Curug Cikotak  tentunya harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Walaupun perjuangan kami selama ini tentunya memiliki kelemahan dan keterbatasan. Tetapi  kami tidak rela apabila Curug Cikotak dan aliran sungainya  mengalami kemunduruan. Perhatian dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk memelihara kelestarian Curug Cikotak  dan juga menjaga kawasan hutan dan rimba di Penggunungan Padarincang  dari berbagai potensi yang dapat menimbulkan kerusakan, agar “Kita dapat Menyulam Duka itu Menjadi Suka kita Semua” Semoga  ini tetap ada dan lestari. “Tidak hanya Celoteh Belaka”.Harus ada yang di Kerjakan untuk ibu Pertiwi.

Salam Rimba.
Tim Ekspedisi WTG 2011

TIM KEGIATAN
Terlampir

SUSUNAN KEGIATAN

            Terlampir

LAPORAN ANGGARAN BIAYA

            Terlampir

PENUTUP

            Demikianlah laporan kegiatan ini kami buat untuk diketahui oleh SMAN 1 Ciruas dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk dapat digunakan sebaik-baiknya.
Lampiran 1
TIM KEGIATAN
1.      Tb. M. Roehtomy
2.      Ikhsan Dwi Santoso
3.      Herdiansyah
4.      Desi Yulianti
5.      Tri Oktaviani
6.      Hikmawatin
7.      Riska
8.      Pendamping /Pembina
(Bpk Sudrajat Senda)

Lampiran 2
SUSUNAN KEGIATAN
1.       23 Oktober 2011

07.00 – 08.00      : kumpul & cek perlengkapan
08.00 – 08.30      : upacara pemberangkatan
08.30 – 08.45      : Pemberangkatan dg Transportasi Angkutan Umum dari SMAN 1 Ciruas ke  
                              Terminal Pakupatan
08.45 – 10.30      : Pemberangkatan dg Transportasi Angkutan Umum dari Terminal  
                              Pakupatan ke pasar Kebon Jahe.
10.30 – 10.45      : penjelasan perjalanan dan Packing
10.45 – 13.00      : peserta melakukan perjalanan ke lokasi

Lampiran 3
LAPORAN ANGGARAN BIAYA

PENGELUARAN (Rp)
Konsumsi
1
Makan 
a.        Konsumsi Pagi 8 orang X @ Rp. 2.000,-
b.       Konsumsi Siang 8 Orang X @Rp.5.000,-

                   16.000
                       40.000
2
Snack
10.000
Logistic
1
Spritus
5.000
2
Plastik
10.000
3
Tali raffia
5.000
4
Tali tambang
2.000
5
Air Mineral
3.000
6
Sumbu kompor
2.000
7
Karet
10.000
Tranportasi
1
SMAN 1 Ciruas ke Terminal( 8 X @2000)X 2 PP
                       32.000
2
3
Terminal ke Kebon Jahe (8 X@2000 ) X 2 PP
 Kebon Jahe ke Pasar Padarincang
 (8 X @5000 )X 2 PP
                   32.000
                      80.000
Pengeluaran                                                                                                     Rp. 237.000



PEMASUKAN DANA
1
Sekolah
97..000
2
Swadaya anggota 7 X 20.000
140.000
Total Pemasukan
Rp237.000.
Sisa
         Rp0.



  




Ketua Umum,                                                                           Ketua Tim Kegiatan,

Tb. M. Roehtomy                                                                   Hikmawatin
                                                Mengetahui ;
                   Pembina WTG

                                                  Sudrajat  Senda, S.Pd. 




Lomba Cerita Rakyat             Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang  Bidang Kebudayaan     
Oleh : Sudrajat Senda
Guru Sejarah
SMA NEGERI 1 Ciruas
           Petan wewe adalah  salah satu hiburan dari banten yang berartikan petan adalah ciptaan atau menyerupai sedangkan wewe berarti sejenis jin atau setan besar petan wewe ini mirip dengan ondel ondel.
Alkisah di sebuah kampung kecil yang terletak di serang timur banten tepatnya di Kp.prisen. Ada seorang pemuda yang masih berusia sekitar Sembilan tahun hidup di sebuah kampung yang terpencil di serang timur kampung itu adalah kampung yang miskin.warganya biasa mengatakan miskin karna di ibaratkan pagi dapat makan namun belum tentu siang mereka dapat makan.
Saat itu adalah saat di mana kesulitan begitu besar saat Indonesia masih di jajah oleh belanda ataupun sebum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun30-an.pemuda kecil itu dapat kata sebut sebagai MJ. Ketika Indonesia belum mendapat kan kemerdekaannya MJ pergi mencari jati dirinya atau bias kita katakana dia pergi mengembara dia pergi kesuatu daerah betawi yang disebut jelambar (Jakarta barat)
Sekian lama Mj menempuh perjalanan hingga ia sampilah di betawi.
MJ: alhamdulilah ahire kule sampun sampe ning jelambar”
Sambil mengusapkan kedua tangannya ke muka.
MJ: kule sampun sampe ning rike tapi kule bingung ayun tinggal ning riki sereng sinten?
MJ: enggih lah kule jalan bae terus menai kule metuk sereng bapak bapak asli wong riki da kule bisa tetaken sereng enda bantuan.
Ujurnya sambil berjalan pelan dan menendang nendang batu.
Seteh beberapa lama Di Betawi ia bertemu dengan seorang yang ternyata pelatih silat dengan aliran dari daerah bogor sebutlah namanya Kurdi. Kurdi ini bertemu dengan MJ di jalan ketika kurdi sedang berjalan ke arah perguruan silatnya.
MJ : “ wah niku wenten bapak bapak coba lah kele pengen tetaken”
MJ : “assala’mualaikum kang??”
Kurdi : “wa’alaikum salam, siapa kamu? ade ape datang ke wilayah aye??”
MJ pun menjawab dengan bahasa asli daerah tinggalnya ..
MJ : “Hampure kang kule MJ wong banten kule meriki ayun mengembara ayun gelati ilmu”
MJ : “akang sinten ayun ning pundi?’’
Kurdi : “aye kurdi aye mau ke perguruan silat di ujung jalan sane”
MJ : akang niku guru silat kule pengen belajar silat “
Kurdi : “yyaya.. aye guru silat di wilayah ini kalau lu mau mencari ilmu nyo  masuk pergurun silat aye dan lu akan aye angkat sebagai anak aye ” 
Tanpa memikir panjang Mj pun langsung menerima ajakan dari guru yang baru ia temui.
MJ : “akang ngajak kule belajar silat. Kule boten bakalan nolak ajakan sing akang”
Kurdi : “ nyok lu ikut aye ke perguruan silet aye. lu belajar silat ame aye”
Sambil berjalan mereka sedit mengobrol untuk mengakarabkan diri
Kurdi : “tadi lo bilang ame aye lo orang mane?”
MJ : “ kule niki nong serang pak wong banten.kule meriki ayun gelati ilmu”
Kurdi : “haha.. pas lo ketemu ame aye aye guru silat terkinal di manari”
MJ : “seluruh betawi pade kenal same aye”
Sambil memukul mukul dadanya karna banggakan diri
MJ : “alhamdulilah kule bersukur bisa bangkit kependak lan akang ning riki. jadi kule bisa belajar silat sereng akang. Haturnuhun ya kang sampun ngajak kule belajar silat ning riki”
Kurdi: “iye iye nyok cepet jalannya aye di tinggu anak murid aye.”
Setelah beberapa lama setelah pertemuan itu MJ pun ikut belajar silat bersama bapak angkatnya.sampai suatu ketika seletah beberapa lama ia mempelajari silat tersebut mereka sedang duduk beristirahat sehabis belajar silat.
Kurdi pun menepuk pundak MJ
Kurdi : “ MJ???”
MJ : “ iya wenten napa kang”


Sambil menoleh ke arah kurdi
Kurdi : “lu udah bisa menguasai jurus jurus silat dengan baik. Kalau lu pengen jadi pendekar atau buka perguruan di daerah asal lu harus bisa ngejalkan syarat yang aye kasih buat lu?”
Ucap kudri dengan muka serius
maka ia perlu untuk memenuhi persyaratan lagi untuk menjadi seorang pendekar .Syaratnya yaitu ia harus bertapa di sungai ciliwung dan melakukan semedi MJ pun mengikuti syarat tersebut. Kemudian kurdi pun bertanya pada MJ tentang persyaratan itu
Kurdi : “kamu ingin menjadi seorang pendekar ??”
MJ pun menjawab dengan cepat
MJ : “enggih kule pengen jadi pendekar”
Jawab MJ dengan cepat dan semangat
Kurdi : “kalau lu pengen jadi pendekar lu  harus bisa menjalankan syarat yang aye kasih kalau lu sanggup dan mampu lu akan menjadi seorang pendekar”
MJ pun menjawab nya dengan muka yang begitu penasaran
MJ : “ nape syarate niku. Insa’allah kule bakalan laku aken sing di syarat naken”
Kurdi : “syaratnya cukup mudah, lu harus bertapa dan semedi di sungai ciliwung dengan setengah badan diredamkan sebatas leher selama 40 hari dan tampa makan dan minun”
Tampa memikir panjang panjang MJ langsung mengiyakan apa yang dikatakan kurdi gurunya
MJ : “enggih kule ngerti kule baklan ngelakoni syarat niku.”
Jawab MJ dengan semangat !!
Setelah beberapa lama mendengar syarat yang di berikan oleh ayah angkatnya MJ pun segera melukan syarat tersebut dia merendamkan setengah badannya hingga leher selama 40 hari tanpa makan dam minum.itu semua ia lakukan untuk menjadi seorang pendekar
Kurdi : “nyok kita siap siap untuk kesungai ciliwung menjalankan syarat yang aye kasih buat lu. Ape lu udah siap menjalakan syarat yang aye kasih”
MJ : enggih kule sampun siap”
Setelah perjlan ke sungai akhirnya mereka sampai ke sungai ciliwung.
Kurdi : “ sekarang kite sudah sampai cepet buka pakaia lu dan jalankan syarat yang aye kasih”
MJ : “ enggih kule segera laksana aken syarat te niku.”
Jawab kurdi sambil membuka bajunya.
Kurdi  : “baiklah  MJ silakan lu turun ke sungai dan silakan berendam”
Suruh kurdi sambil menunjuk ke arah sungai. MJ pun turun kesungai dangan berlahan
Kudi : “ MJ aye Cuma bisa anter lu sampe sini aye balik kerumah. lu aye tinggal di mari.inget  MJ selama 40 hari lo kga makan dan minum”
MJ : “iya kule inget dan bakalan kule jalan naken”
Kurdi “ aye balik yaa. Jaga diri lu dimari assalamu’alaikum”
Pamit kurdi sambil meninggalkan MJ berlahan.setelah kurdi pergi pulang
 MJ pun memejamkan matanya untuk berusa berkonsentrasi.
Tiba-tiba ketika ia sedang merendam,ia merasakan ada sesuatu di kakinya
MJ : “wenten nape yah ning sikil kule kaya wenten sing aneh”
Ucap MJ berbicara sendiri kebingungan sambil memejamkan matanya
MJ pun penasaran dia langsung membuka matanya dan segera melihat ternyata ada 2 kepala rasaksa.kepala itu tepat di depan matanya.ia pun terkejut melihat 2 kepala resaksa tersebuat
                MJ : “astagfiru’allah halazim napa niku ?? “
Dia hanya terkejut dan tak bias berkata kata kembali.setelah beberapa lama kejadian tersebut  dan selama 40 hari terlewati ia mendapatkan ‘am’ atau bisa di sebut dengan tanda kelulusan.
MJ : “ alhamdulilah 40 dinten sampung kule lewat aken. Tapi enggo nape ya endas gede niki. Mendingan kule bakte mantuk mengumah.”
Kata MJ sambil mengangkat kepa rasaksa itu.
 ia pun kemudian naik ke atas tepi sungai sambil membawa kepa rasaksa itu.
MJ pun dating kekurdi dengan badannya yang basah
MJ : “kang kule sampun ngejalan aken syarat sing akang gai kanggo kule. Wawu pas ning kali kule mendak niki kang endas rasaksa. Niki nape kang?”
Kurdi: “ya lu telah berasil menjalankan syarat yang aye kasih  40 hari yang lalu jika syarat itu berhasil lu lakuin maka lu dapat mendirikan perguruaan di daerah kelahiranmu”
Jelas kudi sambil menepuk nepuk pundaknya
MJ : “lah lamun masalah endas rasaksa niku nape kang trus kule enggo nape ?”
Tanya MJ dengan muka serius
Kurdi : “kepala rasaksa yang lu temui itu mungkin kepala ondel ondel yang di buang karna sudah tidak terpakai. Dan lo boleh simpen itu”
MJ : “ oh mekoten. Enggih gah kule bakalan simpen endas rasaksa niki ning gerie kula.”
MJ : “enggih lamun niku kula hatur nuhun sebab akang sampun ngisungi kule ilmu sing riki”
kurdi : “iyah pergilah dan dirikan perguruan diderah lu jadilah pendekar untuk membantu orang orang dan jangan mengharapkan suatu imbalan”
Tanpa banyak kata MJ pun pergi meninggalkan gurunya atau ayah angkatnya namun  ia tidak langsung pulang ke daerah asalnya yaitu prisen.setelah mencium tangan gurunya ia pergi meninggalkan seorang guru yang mengajarinya silat tersebut
MJ : “enggih.kule pamit mantuk  yaa. Assala’mu’alaikum kang”
Kurdi pun menjawab sambil berjabat tangan dan mengusap rambut MJ
Kurdi : “wa’alaikum salam”
Sambil meletakan ke2 tangnnya di belakang
                Karna saat itu Indonesia sedang bergolak MJ yang sudah mendapatkan ilmu silat  saat ini dapat menjadi pendekar dan ia turut membantu untuk mengusir tentara sesuai dengat amanat gurunya. Seteh mendapat ‘am’ ia menjadi pemuda yang perkasa. Bahkan ia juga ikut mengusir belanda saat wilayah Indonesia saat  di jajah oleh belanda.
Saat ia telah ia mendapat ‘am’ atau tanda kelulusan dia tidak langsung membuka perguruan silatnya. Tetepi ia membuktikan kepada masyarakat  tentang jati dirinya untuk bangsa dan Negara serta wilayarh tempat kelahirannya.
                Negara Indonesia yang baru merdeka dan belum setabil MJ berhasil membantu mengusir penjajah ia menjadi pemuda yang di segani di derah betawi ia menjadi pendekar yang sakti bisa terbang dan menebas leher para penjajah.
                Selah berepa lama kemudian ia ingat tentang kapala rasaksa yang ia temukan ketika di sungai.kepala rasaksa itu masih ia simpan baik baik di rumahnya.
                MJ : “kule bingung enggo napa yaa endas rasaksa nika?”
Tanya MJ pada dirinya sambil mengaruk garuk kepala.
Karna ia menjadi pendekar dan berhasil membantu mengusir penjajah ia mendapat kepercayaan untuk menjaga keamanan di sekitar daerah jalambar. Meski tak mendapat legalitas memegang jabatan tertentu dimasa bung karno tetepi ia setiap bulannya mendapat gaji dari pemarintah karna telah berusaha manjaga keamanan.
setelah ia mengingat pesan gurunya sebagai pesilat sejati tidak mengharapkan imbalan atas apa yang ia lakukan dan kemudian dia lakukan itu tanpa mendapat sesuatu 
ketika MJ sedang bersantai di teras rumahnya pegai merintah dating untuk member gaji pada MJ
Pegawai pemirintah : “ Assala’mu’alaikum MJ?”
MJ : “wa’alaikum salam sinten ya?”
pegawai pemirintah : “ bang MJ nih saya dari pemerintah mau memberika gaji kepada anda. ini gaji bulanan anda karna anda telah membantu menjaga ke amanan di sini”
sambil menyodorkan uang dalam amplop.
MJ : “ kang napik repot repot cepe guru kule kule ari jadi pendekar sejati napik ngarep naken imbalan. Jadi kule lakuaken niki iklas.
Jawab MJ dengan bijak.
Pegai pemerintah : “baiklah anda memang pendekar sejati. Kalau begitu saya pamit assala’mualaikum”
Sambil mejabat tangan MJ
MJ : “wa’alaikum salam”
Jawab MJ sambil melihat pegai pemerintah itu pergi.
MJ pun masuk ke rumahnya dan berbaring di tempat tidurnya
ketika ia sedang bersantai di tempat tidurnya sambil berbaring menghadap langit langit rumahnya ia terinagat tentang kepala rasaksa yang ia masih simpan.dan ia kemudia meminta petunjuk pada tuhan tentang kepala rasaksa yang ia temui ketika bersemedi.
MJ : “ ya allah enggo nape endas rasaksa niku yaa kule enda petunjukke ya allah?”
Setelah meminta petunjuk MJ pun tertidur  pulas.
Selang esokan harinya ia pulang ke daerah kelahirannya yaitu perisen ia pun melanjutkan keingannya untuk membuka perguruan silat diprisen.
MJ : “kule sampun wenten ning prisen kule pengen ngelanjut kaken apa sing kule pengene selawas niki. Kula pengen derebe perguruan silat
Kata MJ sambil melihat kearah atas dan berbicara dalam hatinya. MJ pun membuka perguruan silatnya itu.
 Karna kesaktian dan kehebatan pendekar yang bernama MJ maka banyak orang berminat. Bahkan muridnya bukan haya dari daerah banten melaikan dari Palembang dan luar pulau jawa lainnya.
Setelah perguruan silat itu berjalan ia masih memikirkan tentang kepala rasaksa yang ia temui ia selalu bertanya dalam hatinya untuk apa kepala rasaksa itu.
MJ : “ yaa allah kanggo napa endas rasaksa sing wenten ning geria nika ya”
Tanyanya dalam hati sambil menatap langit
Ia pun mendapatkan ide ia berfikir karna perguruan silat yang ia buat dapat berjalan baik akhirnya kepala rasaksa itu ia jadikan hiburan dengan tetap mempertahankan silatnya.
MJ : “ perguan silat kule kan sampun berjalan bagus. Kelipun endas rasaksa nika boten kule jadi aken hiburan ya. Enggo ngehibur marid murid pergurun silat kula.
MJ pun membayangkannya sambil menatap langit.
MJ : “ iya bener kule jadi naken hiburan sambil ngiringi silat silat kule. Sekalian mempertahan naken silat.
Ide itu pun langsung di jalankan oleh MJ.dan akhirnya ide ide yang ia ciptakan tercapai.
MJ : “kule sampun beres gai endas rasaksa niku jadi hiburan.enda rame kule tambah aken lelaguan enggo iringaken silat silat sing di bawa aken.
Kata MJ berpicara sendiri menyampaikan idenya. Dia pun kembali memikirkan apa nama kepala rasaksa itu
MJ : “napa yah aran sing pantes enggo hiburan niku”
Sambil mengaruk garuk kepalanya.
Setelah ia berfikir panjang ia menemukan nama yang tepat.
MJ : “nah kelipun aran ne niku boten petan wewe prisen.kan peten artine niku mirip kan endase rasaksa kaya wewe. Jadi kelipun boten petan wewe bae yah.
Nama itu pun ia ambil dengan kepusan yang bulat. Orang orang langsung menyukainya sehingga ketika kepala rasaksa atau peten wewe itu di tampilkan selaian iringan music lengkap di iringi juga seseorang yang melakukan aksi silatnya.
   hiburan wewe perisenini di pertontonkan kepada masyarakat prisen. Dan menjadi hiburan di sejumlah acara biasanya hitanan dll.setip pementasan MJ selalu menyipkan sesajen 7 rupa  seperti  bebotok jejorong apem cucur makanan has dari desa prisen itu sendiri.
MJ : “assala’mualaikum bapak ibu sadanten”
Warga : wa’alaikum salam wr. Wb”
Ketika sehabis mengucapkan salam ada salah satu warga bertanya
Warga : “MJ nape niku gede amat”
celetuknya karna penasan.kemudian MJ pun menjawab
MJ : “bapak ibu sedanten niki arane petan wewe. Niki hiburan enggo bapak ibu sedanten ”
Kata MJ sambil menunjukan hiburan yang ia buat.
MJ :  “sinten bae sing pengen naggap petan wewe kule nike. Kule enjuk sesajen 7 rupa kue. Kaya bebotok apem sereng cucur semacem niku”
Ucap MJ sambil mengumumkan kepada warga prisen
MJ : “     hiburan niki di iringi music lan silat sing bisa di tanggep ning bapak ibu sedanten”
Lanjut pengumuman yang MJ berikan.
Warga perisen cukup baik untuk menjadi seorang pendengar ketika MJ mengumumkannya.
Akhirnya masyarakat prisen pun tertarik dan akhirnya meluas melalui mulut kemulut.dan  Setip pementasan petan wewe tersebut pasti di iringi alat music yang biasa di sebut orang prisen adalah kendang besar dan trompet  hiburan ini di lengkapi dengan silat sesuai perguruan yang MJ miliki.sesuai pengumuman yang MJ berikan  dan  sekalian untuk melestarikan silat yang ia miliki sesuai ide yang ia dapatkan.dan akhirnya ia pun dapat menciptakan kesenian atau hiburan dari kepala rasaksa yang sekarng di sebut petan wewe prisen karna hiburan tersebut dari daerah prisen


selesai





Melampaui Dirinya Sendiri.Kemauan     Melampaui Dirinya Sendiri. 
Rounded Rectangle: : Obrolan KopDar Ciruas Transcity   

Ciruas sudah di tetapkan menjadi Ibu kota Kabupaten Serang propinsi Banten, tidak berarti sudah pula permasalahan yang melilit masyarakat tercapai dan tercipta kesejahteraan serta keterlibatannya dalam tataran kebijakan. Ternyata di beberapa pelosok Ciruas, terutama dipusat Ibu Kota Kab. Serang ,masih ada masalah dan muncul masalah baru yang mengakibatkan masalah baru yang mengakibatkan kegalauan... yang terus berlangsung,bahkan pada tingkat media sosial terbuka, seperti di Facebook, Twiteer, Warung kopi, dan sebagainya.
Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya kekuatan social politik yang bertentangan secara nilai dan keadilan maupun kepentingan indivindu atau kelompok yang dipimpin oleh kehendak yang memaksakan diri . Tiap-tiap kepentingan itu berusaha menarik Eksekutif dan Legislatif bahkan tokoh-tokoh masyarakat itu sendiri agar menjadi pendukung mereka. Hal ini mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya permasalahan yang terselubung diantara kepentingan itu. 
Timbulnya kegalauan ini disebabkan pula masih adanya itikad yang tak pernah terjewantahkan di Ciruas ini. Sementara itu pemuda-pemuda ditempat kita ini , terutama pemuda-pemuda Ciruas, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin menurunnya kemauan untuk melampaui dirinya sendiri, yang bisa mengorbankan harta dan jiwa demi kepentingan bersama, terutama masyarakat kita yg membutuhkan sosok itu.
Walaupun telah ada organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan di tempat kita ini, yang berfungsi menangani masalah-masalah tersebut, namun nyatanya hal ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangakan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini, sebagian besar diderita oleh seluruh lapisan masyarakat
Ini hanya sepercik kegalauan yang melatarbelakangi akan langkah-langkah kaki ini untuk mencapai ke forum Pemuda Ciruas Transcity,..sebuah gerakan moral.
Pemuda yg memiliki Mental yang kuat.
¨  Menurut Webster Dictionary, mental adalah “Way Of Thingking “ berkenaan dengan pikiran / gangguan saraf / kejiwaan
¨  Menurut Kamus Purwodarwinto, mental merupakan  “Way Of Sense”.
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mental merupakan cara berpikir dan berperasaan berdasarkan atas nurani yang tercermin pada perilaku seseorang.
ANDA adalah penguasa dari Nasib Anda.
Jadi ANDA 100 % bertang-gung jawab sepenuhnya atas Nasib Anda
.


Jangan salahkan orang tua Anda, guru Anda, lingkungan Anda atau orang lain jika Anda miskin atau gagal.
Ciri – ciri Mental Sehat sebagai berikut :
¨  Jujur ( Sidik ), yaitu orang yang setia, Ikhlas, bertanggung jawab, terbuka, dan tulus
¨  Terpercaya ( Amanah ), yaitu orang yang dapat dipercaya baik dalam bersikap, berbicara maupun dalam berbuat, jadi tidak munafik.
¨  Adil, yaitu orang yang bisa melihat dan menempatkan permasalahan secara proposional, obyektif, tidak pilih kasih.
¨  Konsisten ( Istiqomah ), yaitu orang taat azas, berprinsip, sehingga tidak mudah terombang – ambing oleh lingkungan
¨  Dapat bekerjasama, yaitu orang yang dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan

Ciri – ciri sifat Mental Produktif ;
  1. Produktif : Sikap perilaku yang berhasil guna yang dihasilkan lebih besar dari apa yang telah dikeluarkan .
  2. Berinisiatif : sikap dan perilaku yang penuh prakarsa, berbuat dan berpikir tanpa disuruh, mengembangkan kemampuan imajinasi.
  3. Bekerja Keras : Sikap dan perilaku yang suka berbuat hal – hal yang positif, tidak suka berpangku tangan, dan tidak merasa cepat puas.
  4. Bersemangat : Siakp dan perilaku yang dalam melakukan sesuatu tidak gampang menyerah.

  1. Berpikir jauh ke depan : bersikap dan berperilaku untuk jangka waktu panjang yang lebih baik
  2. Menghargai Waktu : Sikap dan perilaku yang mampu memanfaatkan waktu secara effisien dan efektif.
  3. Tekun : Sikap dan perilaku yang menunjukan kesanggupan dan semangat yang tinggi dengan daya tahan yang cukup untuk mewujudkan sesuatu
 Tantangan dan Masa Depan;



Apa Peran dan Sikap Kita ?


 
“Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan (nasib) suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” QS , Ar R’ad : 11
Ciruas, 24 Februari 2012 (S.S.)




PERGURUAN PENCAK SILAT HAJI SALAM BANTEN

Inti penguasaan jurus dari aliran silat Haji Salam adalah bagaimana mengantisipasi serangan dan gerakan lawan dengan reflek tubuh yang ditopang dengan teknis jurus dasar dan langkah. Gerakan tubuh mengikuti gerakan lawan dengan menggunakan tenaga lawan untuk menjatuhkannya. Dengan sekali gerakan dapat mengantisipasi serangan lawan dengan kelitan sekaligus serangan balasan

Perjalanan dan Sejarah Haji Salam
Kiyai Haji Salam yang bernama asli Abdus Salam adalah seorang pendekar silat yang bermukim di Kota Serang Banten, tepatnya di Kampung Kaujon. Abdus Salam lahir di Kampung Kebaharan Kota Serang sekitar tahun 1860-an dan wafat pada tahun 1955 dalam usia 90 an tahun. Dikisahkan beliau seorang pecinta beladiri silat yang gemar mengembara untuk mencari para pendekar silat dari satu perguruan ke perguruan yang lain yang dapat menutupi kekurangan ilmu silat yang sudah dimiliknya. Dan pada saat itu ada motivasi besar Abdus Salam untuk mengalahkan seorang pendekar silat yang bernama Lurah Bintang atau Lurah Jago.

Lurah Bintang adalah salah satu pendekar silat di Banten yang mempunyai ilmu silat yang tinggi dan dijuluki Lurah Bintang atau Lurah Jago oleh Penjajah Belanda karena kemampuannya menangkal dan mengusir para perampok. Lurah Bintang tidak dapat dikalahkan oleh Abdus Salam kala itu dalam kemampuan ilmu silatnya.. Untuk mengalahkan Lurah Bintang beliau melakukan pengembaraan di daerah Banten Selatan sampai dengan daerah Bogor. Pada saat itu apabila Abdus Salam muda mendengar ada seorang pendekar atau guru silat yang kesohor, dia datangi dan kemudian mencobanya. Apabila dia dapat dikalahkan, dengan sportif dia akan mengaku kalah dan berguru pada orang itu. Dan setiap kali selesai berguru pada satu pendekar silat, beliau langsung mengujinya dengan Lurah Bintang. Dan setiap dia mencoba ilmu silatnya pada Lurah Bintang beliau selalu kalah.. Tercatat sampai sepuluh kali beliau berguru pada berbagai perguruan silat. Dari hasil pengembaraannya tersebut berbagai aliran silat yang ada di Banten beliau pelajari dan kuasai.

Dalam pengembaraan terahirnya, beliau sampai di Gunung Bunder di daerah Ciampea Bogor. Di gunung tersebut bermukim seorang pendekar silat yang bernama Ki Asti atau disebut Ki Singamandaru. Dari sekian banyaknya orang yang datang menemui beliau hanya Abdus Salam yang diterima langsung menjadi murid sekaligus teman latih tanding Ki Asti. Selebihnya hanya diarahkan untuk mempelajari ilmu silat dari guru lain berdasarkan kemampuan dan bakat yang dimiliki orang tersebut. Dengan ditemani anak perempuan Ki Asti yang mempunyai ilmu silat tinggi juga, mulailah Abdus Salam berlatih di Gunung Bunder.

Dengan kemampuan silat yang sudah dimiliki dan latihan keras dibawah bimbingan Ki Asti, ahirnya Abdus Salam dapat mengalahkan anak peremuan Ki Asti dalam pertarungan silat yang menjadi acuan keberhasilan menguasai ilmu dari Ki Asti. Kemenangan dari anak Ki Asti pun dapat diperoleh dalam pertarungannya yang ketiga. Sebelumnya selalu dapat dikalahkan oleh anak perempuan Ki Asti.

Setelah dinyatakan sudah menguasai ilmu silat Ki Asti, beliau turun gunung dan pulang ke Serang. Tujuannya hanya satu pada saat pulang dari Gunung Bunder, mengalahkan Lurah Bintang. Begitu sampai di Serang beliau langsung menuju rumah Lurah Bintang untuk mencoba hasil latihannya di Gunung Bunder. Dan dalam sebuah pertarungan yang sengit, ahirnya Lurah Bintang dapat dikalahkan. Atas saran Lurah Bintang ahirnya Abdus Salam menghentikan pengembaraan mencari guru silat karena dianggap sudah mencapai tingkat yang sulit dikalahkan orang lain.

Pada saat perjalanan pulang dari Gunung Bunder sebelum bertemu dengan Lurah Bintang, beliau bertemu dengan seorang pendekar silat yang berasal dari Madura. Mereka ahirnya terlibat dalam satu pertarungan. Hanya dalam beberapa gerakan saja pendekar dari Madura tersebut dapat dikalahkan. Atas permintaan pendekar Madura tersebut Abdus Salam diminta untuk mengajarkan ilmu silatnya di Pulau Madura.

Setelah mengalahkan Lurah Bintang ahirnya Abdus Salam pergi ke Madura untuk mengajarkan ilmu silatnya. Tapi tentu saja sebelum mengajarkan ilmu silatnya beliau dicoba lebih dulu oleh guru besar silat yang ada disana. Ahirnya setelah dapat mengalahkan guru besar disana, Abdus Salam menghabiskan waktu beberapa bulan di Madura untuk mengajarkan ilmu silat yang dikuasainya. Dikarenakan tidak betah tinggal disana, Abdus Salam memutuskan untuk pulang ke Banten. Karena jasa atas pengajaran ilmu silatnya Abdus Salam diberikan bekal uang oleh para muridnya yang dipakai beliau untuk pergi haji sepulang dari Madura.

Aliran Silat Haji Salam
Sepulang menunaikan rukun Islam yang kelima dari Mekkah, Abdus Salam dikenal dengan nama panggilan Haji Salam. Ditengah profesinya sebagai pedagang kain di pasar Serang (Pasar Lama sekarang), Kiyai Haji Salam mengajarkan ilmu silatnya kepada orang-orang yang datang kepadanya. Dengan bekal pengalamannya bertarung dengan berbagai pendekar silat dan juga pengembaraanya dari satu perguruan ke perguruan lain, Haji Salam menciptakan dan membuat formulasi jurus-jurusnya sendiri. Beliau selaraskan jurus-jurus dari berbagai macam aliran silat yang pernah dipelajarinya dengan pengalaman beliau.

Ada beberapa nama dan gerakan jurus aliran Haji Salam ini terdapat kesamaan dengan aliran perguruan silat lain. Kesamaan ini dikarenakan dipadukannya unsur-unsur silat dari berbagai aliran di Banten dan juga formulasi gerakan yang diciptakan sendiri oleh Kiyai Haji Salam. Lengkapnya unsur-unsur silat dalam aliran Haji Salam meyakinkan para murid aliran silat ini untuk menguasai gerakan dasar dan juga gerakan lanjutannya.

Dari sekian banyak orang yang belajar aliran silat Haji Salam, tercatat empat orang murid utama yang diberikan kepercayaan oleh Kyai Haji Salam untuk menurunkan dan menyebarkan aliran silatnya yaitu R Djoemlan, M Soetoro, HM Toha, dan H Sophian Hamid. Dari keempat Guru Besar tersebut aliran Silat Haji Salam tersebar di daerah Banten. Dari kesepakatan keempat Guru Besar inilah aliran silat tersebut dinamakan Perguruan Pencak Silat Haji Salam. Semua tempat latihan atau padepokan yang tersebar di daerah Banten hasil penyebaran keempat Guru Besar tersebut menamakan perguruannya dengan Perguruan Pencak Silat Haji Salam tanpa ada embel-embel tambahan lain. Kecuali memang mereka memisahkan diri dan membuat perguruan baru yang dirasa sudah tidak menggunakan inti jurus aliran Haji Salam.

Jurus-jurus Perguruan Haji Salam terdiri dari Jurus Dasar, Jurus Langkah, Sambut Ewoh, Jurus Pasangan, Antrian, dan Ketrek atau Olahan. Inti penguasaan jurus dari aliran Haji Salam adalah bagaimana mengantisipasi serangan dan gerakan lawan dengan reflek tubuh yang ditopang dengan teknis jurus dasar dan langkah. Dari penuturan salah satu Guru Besar Haji Salam yang masih ada, H Sophian, “kenapa banyak orang yang tidak bisa mengalahkan Yai Haji Salam karena gerakan yang dikeluarkan untuk antisipasi serangan lawan itu cuma satu gerakan. Sementara lawannya harus mengeluarkan dua gerakan. Seolah-olah beliau tahu apa yang akan dilakukan lawannya sebelum menyerang atau menangkis serangan,” jelas beliau mengenang kemampuan gerakan gurunya.

Reflek tubuh ini dapat dicapai apabila seorang murid sudah pada tingkatan jurus Ketrek atau Olahan, tingkatan jurus yang mengaplikasikan jurus-jurus dasar, langkah, sambut, dan antrian, dalam sebuah permainan gerakan satu lawan satu. Dari penuturan Pak Dudung, salah seorang murid R Djoemlan, “seseorang belum bisa dikatakan menguasai aliran silat Haji Salam apabila sudah mengaplikasikan jurus-jurusnya dalam permainan Ketrek atau olahan. Dan untuk menguasainya seorang murid harus punya partner tetap dalam latihannya. Dari jurus Ketrek inilah jurus-jurus dasar dapat menempel dalam tubuh dan mematangkan gerak reflek,” terang beliau menirukan kata-kata dari Guru Besar R Djoemlan (Alm).

Kecepatan gerak reflek dalam aliran Haji Salam ditopang dengan melatih gerak bahu yang dipakai hampir dalam semua jurus-jurusnya, dan juga jurus langkah yang bisa dikatakan ciri khas aliran ini dengan formulasi bentuk yang indah. “jurus langkah ini harus dikuasai karena posisi kaki dan langkah kita menentukan keunggulan dalam sebuah pertarungan,” jelas H Chaerudin AR (Alm) salah seorang Guru Silat Haji Salam generasi kedua, pada saat memberikan pengarahan jurus langkah.

Pengembangan Silat Haji Salam.
Atas dasar menjaga kelestarian budaya dan seni beladiri asli Banten para Guru Besar dan para murid aliran silat Haji Salam sepakat untuk membentuk sebuah wadah kelembagaan formil untuk me-manage dan mengembangkan aliran ini. Pada tanggal 16 Mei 1980 bertepatan dengan 1 Radjab 1400 H bertempat kedudukan di Serang Banten, organisasi Perguruan Pencak Silat aliran Haji Salam (PPS HS) didirikan. Padepokan utama terdapat di Kepandean Kota Serang, dan sekertariat di Jl Lingkar Selatan no 6 Kota Serang Banten. Tempat latihan atau padepokan banyak tersebar di Serang dan Ciruas. “Dalam tahap persiapan, pengembangan aliran silat Haji Salam akan melebarkan sayapnya secara formil dengan membentuk kepengurusan organisasi di Jakarta, Bandung, Lampung, dan Jogjakarta,” tutur Maman Abdurahman selaku Ketua Umum Pengurus Pusat PPS HS periode 2007-2012.

Aliran Haji Salam termasuk dalam aliran silat tangan kosong yang mengandalkan kecepatan dan reflek tubuh. Dari gerak tangan, langkah kaki, sampai dengan bahu mengandalkan akurasi dan timing tepat dalam gerakan-gerakannya. Tidak ada unsur magis atau amalan yang harus dilakoni oleh para muridnya untuk menguasai jurus-jurus tertentu. Dari sifat dasar aliran ini seyogyanya pengembangannya tidak terkendala dengan berbagai persyaratan ritual dan semacamnya yang harus dijalani ketika akan menjadi anggota baru aliran silat ini. Artinya inklusifitas ini bisa mendorong penyebarannya karena dapat lintas kepercayaan, budaya, bahkan negara.

Seperti pada umumnya aliran silat asli Banten, Perguruan Silat Haji Salam terkesan mengalami penurunan. Indikasi penurunan ini terlihat dari semakin kurangnya peminat dari generasi muda menjadi anggota. Mereka lebih tertarik dan bangga ketka berseragam aliran bela diri dari mancanegara, dan melakukan latihan bersama di alun-alun kota. Harus ada upaya yang signifikan untuk menarik kembali minat generasi muda untuk mencintai kembali pencak silat asli Banten. Selaraskan dengan perkembangan jaman, masukkan unsur prestasi dan apresiasi dengan mengikuti berbagai pertandingan dan kejuaraan pencak silat. Dan seyogyanya pemerintah dareah melalui organisasi yang mewadahinya (IPSI) memikirkan ulang bagaimana caranya supaya perguruan silat Banten tidak punah ditempat asalnya.

Semoga dengan disertai niat yang tulus dan ikhlas, para pecinta seni dan budaya silat aliran Haji Salam dapat terus mempertahankan eksistensinya terutama di daerah asal kelahirannya, dan dapat mengembangkan kehadirannya di daerah luar Banten. Keterbatasan dana yang menjadi kendala permanen dapat diatasi dengan menggandeng para pengusaha yang mempunyai kecintaan pada pencak silat. Dan semoga Perguruan Pencak Silat Haji Salam tidak menjadi alat politik praktis yang hanya menjadi perkumpulan orang untuk mendukung kandidat calon kepala daerah tertentu. Belajar dari pengalaman, perpecahan dan kehancuran sebuah perguruan pencak silat seringkali dikarenakan hanya menjadi alat pengumpul masa saja pada saat pemilukada atau untuk kepentingan sesaat partai politik tertentu saja. Jadikan Perguruan Silat Haji Salam sebagai wadah keluarga pewaris dan pecinta aliran silat Haji Salam. Jangan jadikan lembaga dan organisasinya terlibat dalam politik praktis, dan biarkan anggotanya berbaju politik apapun atau pendukung siapapun tanpa melibatkan perguruan sebagai organisasi. Semoga!!

Sumber :
http://www.faisalbantani.com/2011/04/perguruan-pencak-silat-haji-salam.html
http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s320x320/402385_2525862505275_1214772235_32187447_79591897_n.jpg
Top of Form
Bottom of Form



KERAJAAN SUNDA DI BANTEN

Oleh : Sudrajat Senda ( Guru Sejarah SMA Negeri 1 Ciruas, Kab.Serang Bantebn )


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Banten menurut Sumber Cina “Shung Peng Hsiang Sung” (1430), adalah nama suatu tempat yang menjadi tempat perlintasan pelayaran dengan rute Tanjung Sekong – Gresik – Jaratan; Banten – Timor; Banten – Demak; Banten – Banjarmasin; Kreung – (Aceh)-Barus – Pariaman – Banten. Dan menurut “ Ying-Yai-Sheng-lan (1433) Banten disebut Shunt’a (Sunda), Sumber asing lainnya yang menyebut Banten adalah Catatan Tome Pires (1512) dengan sebutan “Bautan”. Sedangkan nama Wahanten Girang berasal dari Sumber lokal dalam naskah cerita Parahyiangan (1580). Dalam Tambo Tulang bawang dan Primbon Bayah orang menyebut Banten dengan nama Medanggili.

Dalam catatan perjalanan Tome Pires (1513) Banten adalah wilayah pelabuhan yang ramai dan berada di kawasan Kerajaan Sunda , ini menunjukkan bahwa Banten berperan sebagai Bandar kerajaan sunda, dan Banten berada pada jalur perdagangan internasional yang memungkinkan Banten dapat berinteraksi dengan dunia internasional pada awal abad Masehi. Kemungkinan Banten pada abad ke-7 sudah menjadi kota pelabuhan yang dikunjungi para saudagar asing.

Banten girang merupakan awal kerajaan Banten yang sebelumnya mendapat kebesaran nama pada saat itu (Kerajaan Sunda Wahanten). Pendiri kerajaan (wahanten) ialah yang bernama Prabu Jaya Bupati yang disebut juga(Prabu Saka Domas). Beliau bermaksud untuk memulihkan kerajaan-kerajaan yang telah hancur dimasa yang telah silam.

Maka dengan singkat (Prabu Jaya Bupati) mendirikan kerajaan (Wahanten) di Banten Girang pada tahun 932-1016, kerajaan (Wahanten) pada saat itu kerajaan Subur Makmur, sehingga dapat menjalin hubungan dengan kerajaan di Jawa, erat kaitannya hubungan dagangan Raja Prabu Darma Wangsa, dengan dilanjutkan hubungan sampai Raja Erlangga pada tahun 990-1016.


Prabu Jaya Bupati sebagai penguasa di kerajaan Sunda (Wahanten) yang berkedudukan di Banten Girang pada akhirnya rakyat kerajaan sunda (Wahanten) di Banten Girang, sering mendapat gangguan keamanan yang mengancam keselamatan Raja Sunda (Wahanten) dengan rakyatnya, ancaman ialah datangnya dari Kerajaan Sriwijaya Prabu Bala Putra Dewa yang ingin menguasai kerajaan sunda (Wahanten) yang merupakan sekutu dari kerajaan Jawa Prabu Darma Wangsa, dengan maksud balas dendam dari kerajaan Sriwijaya kepada Prabu Darma Wangsa karena sebelumnya telah menyerang Sriwijaya.

II. Permasalahan
2.1. Kerberadaan pusat kerajaan Sunda di Banten
2.2. Munculnya kerajaan Hindu-Budha di Banten
2.3. Masa berakhirnya Kerajaan Sunda Banten
III. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
3.1. Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang Kerberadaan pusat kerajaan
Sunda di Banten
3.2. Untuk memberikan penjelasan tentang Munculnya kerajaan Hindu-Budha di Banten
3.3. Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang Masa berakhirnya Kerajaan
Sunda Banten
IV. Metode Penelitian
4.1. Metode Deskriptif
4.1.1. Metode Deskriptif adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk memecahkan suatu permasalahan secara sistematis sehingga dapat diadakan pengumpulan, mengklasifikasikan dan menganalisa fakta-fakta yang ada serta membuat kesimpulan dengan tujuan membuat gambaran secara objektif
4.2. Pengumpulan Data
4.2.1. Kepustakaan
Kepustakaan adalah cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat diruang perpustakaan.
4.2.2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, dan agenda.
V. Laporan dan Pembahasan
5.1 Letak Geografis
Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º 7’ 50” - 7º 1’ 11” Lintang Selatan dan 105º 1’ 11” - 106º 7’ 12” Bujur Timur, berdasarkan UU RI Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.683,48 Km2 . Secara wilayah pemerintahan Provinsi Banten terdiri dari 3 Kota, 4 Kabupaten, 154 Kecamatan, 262 Kelurahan, dan 1.241 Desa.
Provinsi Banten mempunyai batas wilayah:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat
Sebelah Selatan : Samudra Hindia
Sebelah Barat : Selat Sunda
Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur yang dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia, Selandia Baru, dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia dan Singapura. Disamping itu Banten merupakan jalur perlintasan/penghubung dua pulau besar di Indonesia,yaitu Jawa dan Sumatera. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan sangat mungkin menjadi pelabuhan alternatif dari Singapura.

Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut :
• Wilayah datar (kemiringan 0 - 2 %) seluas 574.090 Ha
• Wilayah bergelombang (kemiringan 2 - 15%) seluas 186.320 Ha
• Wilayah curam (kemiringan 15 - 40%) seluas 118.470,50 Ha
Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah hutan dari 233.629,77 Ha pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 Ha.
5.2. Budaya dan Nilai-Nilai Adat
Mayoritas penduduk Provinsi Banten memiliki semangat religius ke-Islaman yang kuat dengan tingkat toleransi yang tinggi, Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan damai.
Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri pencak silat, debus, rudad, umbruk, tari saman, tari topeng, tari cokek, dog-dog, palingtung dan lojor. Disamping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, Masjid Raya Al-Azhom dan masih banyak peninggalan lainnya.
5.3. Kerberadaan pusat kerajaan Sunda di Banten

Prabu Jaya Bupati sebagai raja sunda di kerajaan (Wahanten) Banten Girang raja yang sayang akan keselamatan jiwa raga rakyatnya, maka memutuskan untuk mengungsi kepedalaman pegunungan selatan, dengan mendirikan kerajaan kecil di daerah Cicatih Sukabumi. Maka dengan demikian Kerajaan Sunda (Wahanten) di Banten Girang merupakan Kerajaan Sunda yang pertama pindah disebabkan Kerajaan Sriwijaya Prabu Bala Putra Dewa menguasai Kerajaan Sunda di Banten Girang pada tahun 1016-1030.

Selanjutnya Kerajaan Sunda (Wahanten) yang telah mengalami pemindahan dari Banten Girang ke Daerah Cicatih Sukabumi dengan berdirinya kerajaan kecil di Cacatih Sukabumi, Kerajaan ini tidak mencapai usia lama dan menjadi punah. Dengan waktu yang sama berdirilah kerajaan Kawali. Kerajaan ini merupakan penerus kerajaan-kerajaan Sunda yang telah punah, seperti Kerajaan Wahanten di Banten Girang dan kerajaan kecil di Cicatih Sukabumi. Dengan berdirinya kerajaan Kawali yang berkuasa pada saat itu Prabu yang Niskala sekitar tahun 1080 muncul keraton yang bernama Suka Niskala atau dengan nama Suka Wisesa.

Maka dengan selanjutnya Prabu yang Niskala sebagai penguasa di Keraton Suka Wisesa digantikan oleh Prabu Ningrat Kencana dan pada masa itu terjadi kekacauan serta timbul perpecahan, maka Prabu Ningrat kencana sebagai pewaris utama Keraton Suka Wisesa, digantikan oleh Prabu Baduga Sri Maharaja yang bertahta di Kerajaan Pajajaran. Tetapi gugur dalam peperangan antara kerajaan majapahit dengan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1371.

Ketika Prabu Baduga Sri Maharaja wafat, kedudukan pemerintahan di kerajaan Pajajaran untuk sementara dipegang oleh Yang Bumi Soka, kedudukannya digantikan oleh sebagai pewaris Kerajaan Pajajaran ialah Prabu Niskala Wastu Kencana serta mendirikan Kerajaan Galuh Pakuan sampai tahun 1420. Kedudukan Prabu Niskala Wastu Kencana digantikan oleh putranya yang bernama Tabanan. Pada saat Raja Tabanan berkuasa diKerajaan Galuh Pakuan ia turun tahta dari singgasana kerajaan, dikarenakan telah menyalahi tata cara peraturan Kerajaan, karena telah jatuh cinta kepada seorang wanita dari perkampungan. Setelah Raja Tabanan berkuasa di Kerajaan Galuh Pakuan hingga tahun 1440, maka sejak itu catatan sejarah tentang kerajaan-kerajaan yang berpengaruh di Jawa Barat tidak dapat dikembangkan lagi.

5.4 Munculnya kerajaan Hindu-Budha di Banten

Pada awalnya anak cucu dari keturunan Pajajaran dengan kerajaan Galuh Pakuan yang bernama Prabu Jaya Dewata dan keturunan Pajajaran Prabu Pucuk Umun dengan nama Ajarjong dan Ajarju atau disebut Masjong dan Agusju. Prabu Jaya Dewata Mendirikan Kerajaan Sunda di Banten Girang. Kerajaan Sunda berdiri diatas kerajaan sunda yang bernama kerajaan (Wahanten) pada masa lalu, yang ditinggalkan oleh Rajanya yang bernama (Prabu Jaya Bupati) pada tahun1030.

Prabu Jaya Dewata menjadi penguasa di Kerajaan Sunda Banten pada Tahun 1480, dengan adanya Kerajaan Sunda (Banten) yang semakin ramai dikunjungi para pedagang lokal maupun para saudagar dari Negeri Cina semakin berdatangan. Dengan waktu sekian lama kendala yang dihadapi oleh pembawa barang dagangan para saudagar dari Negeri CIna yang melalui perahu layer di sungan Cibanten semakin kandas, desebabkan oleh menurunya debit air sungai Cibanten sering menurun dengan selang waktu beberapa tahun lamanya. Raja Sunda Banten Prabu Jaya Dewata selaku pendiri Kejaraan
(Banten) yang disebut oleh orang-orang Jawa Banten Prabu Pucuk Umun.

Maka dengan segera memerintahkan kepada para punggawa dan rakyatnya, dan didampingi oleh dua orang Pemuda Gagah dan Berani yang bernama Ajarjong dan Ajarju untuk membangun pelabuhan layar di daerah Kelapa Dua terusan sungai Cibanten tepatnya disebelah utara dari pusat Kota Serang pelabuhan dimasa itu dinamakan Pelabuhan Teluk Banten, dengan dilengakapi sarana jalan tanah (Dakat) yang melalui daerah Kelapa Dua→ Lontar→ Kaloran penah→ Kaujon Kidul→ Kalunjukan→ berakhir di Banten Girang, merupakan sarana transportasi pembawa barang dagangannya untuk dipasarkan di kota (Wahanten) Banten Girang, dengan selesainya pembangunan (pelabuhan Teluk Banten).

Maka kerajaan Sunda banten di Banten Girang semakin pesat didalam kemajuan perekonomiannya, sehingga pada tahun berikutnya Kota Sunda Banten ( Banten Girang) berhasil diperluas dan dikembangkan pada bagian sebelah timur berhasil membangun yang dinamakan (GUHA) untuk digunakan tempat penahanan orang-orang yang melanggar peraturan hukum di Kerajaan Sunda Banten, serta pada saat itu juga disebelah selatan berhasil memperluas bangunan Keraton Banten (Banten Girang), juga dibagian sebelah barat keraton berhasil membangun kolam penampungan air untuk keperluan orang-orang keraton, yang dinamakan situs Sipadarungan, serta pembangunan pada parit-parit Benteng Keraton Kerajaan Sunda (Wahanten) Banten Girang, dengan dilengakapi Menara Pengintai untuk digunakan menjaga keamanan Keraton Banten Girang, maka dengan demikian kerajaan Sunda Banten (Banten Girang) semakin pesat kemajuan pembangunan pada saat itu.

Maka dengan selang waktu beberapa tahun lamanya Ajarjong sebagai patih Kerajaan Sunda Banten (Banten Girang) senang melihat keberadaan saudaranya yang bernama (Ajarju) yang cukup lama mengabdi kepada rajanya (Prabu Jaya Dewata) saudaranya ditugaskan menjaga pintu Gerbang Kerajaan Banten, maka Ajarjong sebagai Patih Banten mengusulkan kepada Rajanya yang bernama Prabu Jaya Dewata yang disebut juga Prabu Pucuk Umun, untuk bisa mengangkat kedudukan adiknya yang bernama Ajarju, setarap kedudukannya dengan Tumenggung, sehingga timbul penolakkan secara diam-diam.

Didalam penilaian Ajarjong, Prabu Jaya Dewata berbuat tidak adil kepada Ajarju, karena dalam memberikan kekuasaan mengatur Pemerintah kerajaan Sunda (Banten) hanya dari pihak keluarga Raja Prabu Jaya Dewata saja. Dengan adanya masalah demikian Ajarjong merasa gelisah dan sakit hati yang mendalam kepada Prabu Jaya Dewata, Ajarjong sebagai patih kerajaan Sunda Banten, pada saat itu meninggalkan Kota kerajaan Sunda (Banten) dengan meninggalkan adiknya yang bernama Ajarju di Keraton Banten, menuju arah Timur, sampailah di Kerajaan Demak.


Ajarjong mengabdi kepada Raja Demak yang bernama (Sultan Trenggono). Pada saat itu, di kerajaan Demak sedang mengadakan pesta pernikahan Adik Perempuan (Sultan Tekenggono) dengan Paletehan (Fatahilah) yang memiliki keahlian baik dalam bidang Agama Islam, maupun ilmu bela diri. Sehingga Sultan Terenggono tertarik, kemudian (Fatahilah) dinikahkan dengan Adiknya. Beberapa saat lamanya Ajarjong dengan Fatahilah yang sama-sama dari negeri jauh, Ajarjong berasal dari kerajaan Sunda (Banten), Fatahilah berasal dari Pasai, maka Ajarjong semakin akrab dengan mendalami ilmu agama Islam kepada Fatahilah. Suatu saat Sultan Terenggono sebagai penguasa dikerajaan Demak memerintahkan kepada Fatahilah untuk menyerang dan mengislamkan Sunda Pajajaran Banten di Banten Girang. Dengan selang waktu yang tidak lama maka berangkatlah Fatahilah dengan Ajarjong sebagai peranan penting untuk penunjuk jalan serta faham kelemahan di Keraton Sunda (Banten) di Banten Girang dan keberangkatannya dilengkapi dengan pasukan perang kerajaan Demak.

Dikerajaan Sunda Banten Prabu Jaya Dewata sebagai penguasa Dikerajaan Sunda Banten, setelah ditinggalkan oleh seorang Patih yang dapat dipercaya, dan berperan penting dalam mendirikan kerajaan Sunda Banten, maka tampak terlihat tanda-tanda kemunduran dikerajaan Sunda Banten, sebab akibat para pembantu dari pihak keluarga Raja Prabu Jaya Dewata yang ditempatkan dalam peranan penting didalam pengaturan pemerintahan, yang kurang mampu dilaksanakan. Masa kemunduran kerajaan Sunda Banten yang disebabkan oleh faktor alam. Diantaranya dengan air laut yang semakin turun sehingga Pelabuhan Teluk Banten yang berlokasi disekitar terusan Sungai Cibanten.


Pelabuhan ini pada akhirnya tidak bisa disandari perahu-perahu layar pembawa barang dagangan dari Negeri Cina untuk dipasarkan di kota Kerajaan Sunda di Banten. Prabu Jaya Dewata sebagai penguasa di kerajaan Sunda Banten, yang sedang dilanda kemerosotan perekonomiannya, maka Prabu Jaya Dewata meninggalkan singgasana kerajaan melakukan bertapa di Gunung Kaisala (Gunung Pulosari) Pandeglang, untuk mendapat petunjuk dari tuhan agar kerajaan Sunda Banten pulih kembali.

5.5 Masa berakhirnya Kerajaan Sunda Banten

Ketika datang pasukan yang dipelopori Fatahilah dengan dibantu oleh Ajarjong, didepan pintu gerbang kerajaan Sunda Banten telah terlihat oleh Ajarju, bahwa yang membawa pasukan perang adalah saudaranya yang bernama Ajarjong, maka Ajarjong menerangkan kedatangan kepada Ajarju maksud kedatangan pasukannya. Maka dengan 1cepat Ajarju mempersilahkan untuk masuk Istana Kerajaan Sunda Banten (Banten Girang).

Pasukan perang Islam Demak yang telah menduduki keraton Kerajaan Sunda Banten dipimpin oleh Fatahilah dengan Ajarjong, dengan waktu yang singkat penyebaran agama islam dilakukan kepada rakyat Sunda Banten. Dengan sibuknya mengenalankan agama islam maka tertangkap pembicaraan dari masyarakat oleh Ajarjong, yang bernada dalam bahasa sunda ‘moalmahi ka Ratu aingmah ken engkegeh. Prabu Jaya Dewata yang sedang berada di Pertapaan Gunung Kaisala, mendengar laporan dari rakyatnya dengan diceritakan mengenai keadaan di Keraton Banten (Banten Girang) yang sudah dikuasai oleh pasukan Islam Demak yang dipimpin Oleh Fatahilah dengan Ajarjong. Maka dengan geramnya Prabu Jaya Dewata mengancam akan membunuhnya, dengan segera turun dari pertapaan Gunung Kaisala (Gunung Pulosari) dengan beberapa puluh orang pengikutnya menuju keraton Sunda Banten. Ketika dalam perjalanan didaerah Mandeg, tepatnya antara perbatasan kabupaten Serang dengan Padeglang, pada saat itu Prabu Jaya Dewata memerintahkan untuk berhenti dengan ditugaskan satu dua orang untuk memata-matai keberadaan di Keraton Banten (Banten GIrang) yang telah diduduki oleh pasukan Islam.

Dengan sekembalinya dua orang utusan Prabu Jaya Dewata untuk menyelidiki keadaan di Keraton Sunda Banten, maka diceritakan bahwa dari setiap penjuru keraton sudah dipenuhi pasukan perang yang berjaga-jaga untuk menghadang musung yang datang. Sehingga pada saat itu Prabu Jaya Dewata bertahan untuk sementara waktu dengan menyusun penyerangan yang akan dihadapi. Dengan hasil penyelidikan Ajarjong bahwa Prabu Jaya Dewata yang ada di daerah Mandeg , sedang menyusun pasukan untuk menyerang Keraton Sunda Banten, maka dengan ssegera dilaporkan kepada Fatahilah. Setelah mendengar berita ancaman dari Prabu Jaya Dewata maka Fatahilah segera memerintahkan penyerangan terlebih dahulu ke daerah Mandeg ketika pasukan perang Fatahilah berada diperjalanan dan diketahui terlebih dulu oleh para pengintai dari utusan Prabu Jaya Dewata. Sehingga dengan cepat melapor Prabu Jaya Dewata yang terancam akan keselamatannya, dengan segera berkemas untuk meninggalkan daerah Mandeg diikuti oleh 40 orang pengikut setia Prabu Jaya Dewata menuju daerah pedalaman pegunungan dan menetap di daerah Cikertawana kabupatan Lebak Rangkasbitung, pada saat ini yang dinamakan suku baduy.

Ketika sampai pasukan perang Fatahilah di daerah Mandeg maka yang didapati didaerah Mandeg sudah kosong dengan meninggalkan berkasnya saja, maka Fatahilah berucap seraya menyumpahinya kepada Prabu Jaya Dewata, dengan ucapan “Sampe Pucuking umun-umun okakudu islam” demikianlah nama Prabu Jaya Dewata pada saat ini disebut Prabu Pucuk Umun. Pada akhirnya Pasukan Fatahilah kembali ke Istana Kerajaan Banten, selanjutnya Fatahilah dengan Ajarjong mengembangkan agaran agama Islam selama satu tahun dan menerapkan agaran agama Islam di Kerajaan Sunda Banten. Mengingat usia Fatahilah yang hampir lanjut usia, maka perlu penganti untuk menggantikannya dan mengutus putranya yang bernama Saba King King pada saat itu seorang pemuda gagah berana serta pandai dalam ilmu agama Islam, pada saat masih kecil berada dalam asuhan Kerajaan Demak. Saba King King menjadi pimpinan di Kerajaan Sunda Banten (Banten Girang) atas perintah ayahnya yang bernama Fatahilah dengan didukung oleh Ajarjong dan Ajarju yang usianya lebih tua dari Saba King King, sehingga memanggil kaka dengan panggilan Masjong dan Masju, yang disebut pada saat ini (Masjong Agusju) dimungkinkan satu tokoh menjadi satu nama.

Dengan waktu beberapa tahun lamanya Saba King King yang menjadi pimpinan dengan melihat keberadaan perekonomian di Kerajaan Sunda Banten (Banten Girang) yang kurang menguntungkan, maka Saba King King bersama Masjong dengan Agusju beserta para tokoh yang lainnya, merundingkan kerajaan Sunda Banten di Banten Girang, untuk segera dipindahkan ke pesisir utara, disebabkan tidak berfungsinya pelabuhan Teluk Banten yang berada di wilayah Kelapa Dua. Setelah kota Kerajaan Sunda Banten berhasil dipindahkan ke pantai utara dengan membangun kota kerajaan (Surosoan). Pada tahun 1525 Saba King King yang mendapat julukan sebagai sultan Banten.

Pada awalnya disebut Ajarjong ialah orang yang telah berjasa besar dan menjadi peranan penting didalam mendirikan Kerajaan Sunda Banten saat menganut Agama Hindu (Prabu Jaya Dewata). Kerajaan Islam Banten penganut Saba King King Sultan Banten, pada akhirnya Masjong yang sudah lanjut usianya wafat dikuburkan di Banten Girang, dan diberikan nama penghargaan Masjong patih Legendaris. Setelah mendapat julukan sebagai Sultan Banten, maka dibangunlah pelabuhan Banten sehingga para saudagar dari Arab berdatangan dan Saba King King menjadi penguasa di Keraton Surosoan Banten mendapat gelar dari orang-orang Arab sebagai (Sultan Maulana Hasanudin) pada tahun 1552-1570.

Pada waktu mendapat Gelar Sultan Maulana Hasanudin, pendamping agusju, wafat pada tahun 1554 dikuburkan di Banten Girang. Sultan Maulana Hasanudin sebagai penguasa di Kerajaan Surosoan Banten dengan wilayah kekuasaan meliputi wilayah Lampung dengan Bengkulu. Sultan Maulana Hasanudin wafat pada tahun1570, digantikan oleh Sultan Maulana Yusuf yang dikenal keberhasilannya menaklukan daerah pegunungan selatan yang tidak mau mengakui Kerajaan Islam Banten. Sultan Maulana Yusuf wafat pada tahun 1580 dan kedudukannya digantikan oleh putranya yang bernama Maulana Muhamad tetapi ia gugur pada saat berusaha menguasai daerah Palembang pada tahun 1596. Kemudian kedudukannya digantikan oleh Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir pada tahun 1596-1640, Sultan Adbul Mufahir Mahmud Abdul Kadir digantikan oleh yang bernama Sultan Abdul Fatah pada tahun 1651-1682, yang lebih dikenal dengan Sultan Ageng TIrtayasa. Ia terkenal dengan kebenciannya kepada Belanda. Ternyata bertentangan dengan sikap putranya yang bernama Abdul Kohar justru memihak Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa pada akhirnya dapat dikalahkan di Taiwan dan Batavia oleh Belanda hingga wafat dalam Tawanan dan dikuburkan di surosoan Banten. Sehingga kedudukan Sultan Ageng TIrtayasa digantikan oleh Abdul Kohar dengan gelar Sultan Haji.


Belanda yang berkeinginan menguasai Banten, maka Belanda merekayasa Sultan Haji untuk segera menunaikan ibadah haji bantuan dari Belanda. Dalam keberangkatannya Sultan Haji ke tanah suci Mekah, Keraton Surosoan Banten dikuasai Belanda, rakyat Banten yang tidak senang dengan adanya Keraton Surosoan Banten dikuasai Belanda maka berkumpul di Banten Girang yang dipimpin oleh Ki Duhan, putra dari sultan Ageng Tirtayasa yang tidak senang kepada sifat kakawa. Pada saat akan diadakan penyerangan, Banten Girang berganti nama dengan nama Tirtalaya dan terkumpul sebanyak 2000 untuk menghancurkan Keraton Surosoan Banten yang dikuasai dan diduduki oleh Belanda terjadi pada tahun 1689.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1.1.1 Keberadaan pusat kerajaan Sunda di Banten terletak di Wahanten atau sekarang disebut dengan Banten Girang pada tahun 932-1016 yang berada di Sempu Kota Serang dengan nama Rajanya Prabu Jaya Bupati atau disebut juga Prabu Saka Domas yang memulihkan kerajaan-kerajaan yang telah hancur di masa lalu.
1.1.2 Munculnya kerajaan Hindu-Budha di Banten pada awalnya merupakan Kerajaan Pajajaran dengan Kerajaan Galuh Pakuan dibawah kekuasaan Prabu Jaya Dewata dan keturunan Kerajaan Pajajaran disebut Prabu Pucuk Umun yang dibantu oleh Ajarjong dan Ajarju di Wahanten (Banten Girang).
1.1.3 Masa berakhirnya Kerajaan Sunda Banten dikarenakan Fatahilah yang berada di Kerajaan Demak beserta Ajarju yang membantu mengabdi di Demak mengislamkan kerajaan Sunda di Wahanten dengan waktu yang singkat rakyat di Wahanten dapat di Islamkan dengan mudah disebabkan Prabu Jaya Dewata sedang bertapa di Gunung Kasela atau disebut Gunung Pulosari dan melarikan diri di Banten Selatan tepatnya di Cikertawana pemukiman Baduy Dalam Kabupaten Rangkasbitung.
1.2 Saran
1.2.1 Sebagai bangsa yang besar, kita harus dapat meningkatkan pengetahuan tentang sejarah masa lalu seperti keberadaan pusat kerajaan Sunda di Banten, munculnya kerajaan Hindu-Budha di Banten, dan masa berakhirnya Kerajaan Sunda di Banten.
1.2.2 Perjuangan walau sekecil apapun pada masa lampau dijadikan sebagai pedoman bagi generasi penerus untuk meningkatkan nasionalisme dan patriotisme.
1.2.3 Peristiwa sejarah yang terjasi di daerah menjadi referensi sejarah nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Balai Pustaka: Jakarta. 541 Halaman.
Lubis Nina H. 2003. Banten Dalam Pergumulan Sejarah. Pustaka LP3ES: Jakarta. 305 Halaman.
Nungroho Notosusanto.1984. Sejarah Nasional Indonesia Jilid III. Balai Pustaka: Jakarta. 358 Halaman.
Kuncen Banten Girang. 2009. Situs Kerajaan Hindu Budha Di Banten Serang Tanggal 10 Mei.
Sedyawati, Edi. 1993. Sejarah Kebudayaan Jawa. Depdikbud: Jakarta. 183 Halaman.
Microb, Halwany. 1993. Catatan Masa Lalu Banten. Saudara: Serang. 329 Halaman.

Postingan populer dari blog ini

Konflik dan pergolakan kepentingan (vested interest).

Paham-paham Baru di Eropa

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dn tepat!