Pentas Kesenian Ubrug di SMA N 1 Ciruas


.       Gbr 1. Pementasan Ubrug dalam kegiatan Dasa Warsa bersama Alumni SMAN 1 CIRUAS


Pentas Kesenian
Ubrug di SMA N 1 Ciruas


Oleh
Sudrajat Senda
( Guru Sejarah SMAN 1 Ciruas dan
 Alumni SMAN 1 Ciruas 1996)


Melestarikan kekayaan kesenian budaya Banten adalah  wujud bukti Alumni SMAN 1 Ciruas untuk ambil bagian dalam konsep program pementasan seni budaya tradisional Banten, khususnya seni budaya ubrug dalam suatu kegiatan Dasa Warsa bersama Alumni SMAN 1 Ciruas yang telah terselenggara dengan baik pada tanggal 23,24,25 November 2019,


Tidak hanya pementasan Ubrug saja yg di gelar , namun seni budaya tradisional lainnya seperti , pepetan Wewe, Rampak Bedug, pencak silat, debus, tari kreasi tradisional, angklung, dan paduan suara,



Apa sih Ubrug itu, baik nya di simak bacaan berikut ;

Istilah ubrug diambil dari bahasa Sunda yaitu saubrug-ubrug yang artinya bercampur baur. Dalam pelaksanannya, kesenian ubrug ini kegiatannya memang bercampur yaitu antara pemain/pelaku dengan nayaga yang berada dalam satu tempat atau arena. Namun ada pendapat bahwa ubrug diambil dari kata sagebrug yang artinya apa yang ada atau seadanya dicampurkan, maksudnya yaitu antara nayaga dan pemain lainnya bercampur dalam satu lokasi atau tempat pertunjukan.


Waditra yang digunakan dalam ubrug yaitu kendang besar, kendang kecil, goong kecil, goong angkeb (dulu disebut katung angkub atau betutut), bonang, rebab, kecrek dan ketuk. Alat-alat ini dibawa oleh satu orang yang disebut tukang kanco karena alat pemikulnya bernama kanco yaitu tempat menggantungkan alat-alat tersebut.


Busana yang dipakai yaitu: juru nandung mengenakan pakain tari lengkap dengan kipas untuk digunakan pada waktu nandung. Pelawak atau bodor pakaiannya disesuaikan dengan fungsinya sebagai pelawak yang harus membuat geli penonton. Bagi nayaga tidak ada ketentuan, hanya harus memakai pakaian yang rapi dan sopan dan pakaian pemain disesuaikan dengan peran yang dibawakannya.


Gbr 2. Pementasan Ubrug dalam kegiatan Dasa Warsa bersama Alumni
 SMAN 1 CIRUAS


Urutan pertunjukan ubrug yakni sebagai berikut : (1) Tatalu — gamelan ditabuh sedemikian rupa sehingga kedengaran semarak selama 10-15 menit yang dimulai pada pukul 21.00 WIB. (2) Lalaguan – Ini kemudian disambung tatalu singkat sekitar 2 menit dilanjutkan dengan Nandung. (3) Lawakan — lakon atau cerita yang akan disuguhkan. (4) Soder — yaitu beberapa ronggeng keluar dengan menampilkan goyang pinggulnya. Para pemain memakaikan kain, baju, topi atau yang lainnya ke tubuh ronggeng. Sambil dipakai, para ronggeng terus menari beberapa saat dan kemudian barang-barang tadi dikembalikan kepada pemiliknya dan si pemilik menerima dengan bayaran seadanya. Soder berlangsung + 20-30 menit.


Untuk penerangan digunakan lampu blancong, yaitu lampu minyak tanah yang bersumbu dua buah dan cukup besar yang diletakkan di tengah arena. Lampu blancong ini sama dengan oncor dalam ketuk tilu, sama dengan lampu gembrong atau lampu petromak.


Gbr 3. Pementasan Ubrug dalam kegiatan Dasa Warsa bersama Alumn
i SMAN 1 CIRUAS


Ubrug dipentaskan di halaman yang cukup luas dengan tenda seadanya cukup dengan daun kelapa atau rumbia. Pada saat menyaksikan ubrug, penonton mengelilingi arena. Sekitar tahun 1955, ubrug mulai memakai panggung atau ruangan, baik yang tertutup ataupun terbuka di mana para penonton dapat menyaksikannya dari segala arah.



              Gbr 4. Pementasan Ubrug 
     dalam kegiatan Dasa Warsa bersama                          Alumni SMAN 1 CIRUAS


Komentar

  1. Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
    Find the best 춘천 출장안마 Borgata Hotel Casino 메이피로출장마사지 & Spa location in 김해 출장마사지 Atlantic City and get directions, reviews and information for AAA/AARP members, seniors,  Rating: 4.1 · 동해 출장마사지 ‎1,207 reviews · ‎Price 사천 출장마사지 range: $$

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konflik dan pergolakan kepentingan (vested interest).

Paham-paham Baru di Eropa

Konferensi Asia Afrika (KAA)