Penelitian dan Penulisan Sejarah
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan dalam:
1.
Mengamati lingkungan sekitar untuk mencari bukti-bukti sejarah
2. Memahami konsep tentang sumber, kritik sumber, validasi informasi, rekontruksi,
dan penulisan dalam langkah-langkah penelitian sejarah.
3. Menanya
dan berdiskusi untuk mendapatkan pemahaman lebih
mendalam tentang sumber, kritik sumber,
validasi informasi, rekontruksi, dan penulisan dalam langkah-langkah penelitian sejarah
4. Mengumpulkan data
lanjutan berdasarkan bahan atau referensi yang tersedia,dan meneruskan
langkah-langkah penelitian sejarah.
5. Mengasosiasi
: menentukan keterkaitan antara kejadian
,sumber, validasi informasi, interpretasi, rekonstruksi, dan cerita sejarah
6. Mengkomunikasikan
hasil penerapan langkah-langkah penelitian sejarah sampai kepada penulisan sejarah.
Penguasaan tentang materi penelitian sejarah sangat penting bagi Anda sebagai peserta pelatihan ini. Untuk itu Anda disarankan membaca modul ini dengan baik dan membaca berbagai literatur relevan yang menunjang pemahaman anda mengenai materi yang diuraikan dalam modul.
A. KOMPETENSI DASAR
B.
- Memahami langkah-langkah penelitian sejarah dalam
mengkaji berbagai peristiwa sejarah.
- Menerapkan
langkah-langkah penelitian sejarah dalam mengkaji berbagai peristiwa
sejarah.
- Melakukan penelitian sejarah secara sederhana.
- Menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian sejarah.
B. POKOK BAHASAN
Langkah penelitian sejarah
(bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik sumber, validasi informasi,
interpretasi, rekonstruksi dan penulisan)
C.
MATERI
1.
Metode
dan Metodologi
Pengertian
metode dan metodologi mempunyai hubungan erat meskipun tetap ada perbedaan.
Pengertian metode pada umumnya adalah menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary of the English Language(Sjamsuddin, 2007, hal. 12-13):
a.
Suatu prosedur atau proses
untuk mendapatkan suatu objek
b. Suatu disiplin atau sistem
yang acapkali dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan
prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan ke dalam atau eksposisi
dari beberapa subjek.
c. Suatu prosedur, teknik, atau
cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai
untuk suatu ilmu (sains), seni, atau disiplin tertentu.
d. Suatu
rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran.
e. Suatu cara memandang,
mengorganisasi, dan memberikan bentuk dan arti khusus pada materi-materi
artistik: 1) suatu cara, teknik, atau proses dari atau untuk melakukan sesuatu;
2) suatu keseluruhan keterampilan-keterampilan (a body of skills) atau teknik-teknik.
Sementara
menurut kamus The New Lexicon (1989:628) dalam (Sjamsuddin, 2007, hal. 14) memberikan gambaran tentang pengertian
metodologi yaitu suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang
metode atau prosedur; suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang
digunakan dalam sains.
Berkaitan dengan
Sejarah, Sartono Kartodidjo dalam (Sjamsuddin,
2007, hal. 14) membedakan metode sebagai bagaimana memperoleh
pengetahuan (how to know) dan
metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah
bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana
mengetahui sejarah. Pendapat lain mengenai metode sejarah adalah petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi, dan
penyajian sejarah (Kuntowijoyo, 1995, hal. xii).
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode sejarah
merupakan suatu metode yang digunakan dalam proses penelitian terhadap
sumber-sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis
dan disajikan secara tertulis.
2.
Fakta Sejarah
Fakta adalah hasil dari seleksi data yang
terpilih. Fakta menunjukkan terjadinya suatu peristiwa di masa lampau. Fakta
berasal dari bahasa latin, factus dan facerel, yang artinya
selesai atau mengerjakan. Fakta sejarah adalah fakta – fakta yang berhubungan
langsung dengan peristiwa sejarah yang kita teliti. F. J. Tigger mendefinisikan fakta adalah
sebagai hasil penyelidikan secara kritis yang ditarik dari sumber – sumber
dokumenter (Sidi Gazalba, 1981).
Sementara Louis Gottchalk mengartikan fakta
sebagai suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsung dari
sumber sejarah yang dipandang kredibel, setelah diuji secara seksama dengan
metode sejarah. Dari pandangan sejarah itu menunjukkan bahwa fakta dalam
sejarah adalah rumusan atau kesimpulan yang diambil dari sumber sejarah atau
dokumen. Fakta sejarah dibagi menjadi fakta lunak, fakta keras, inferensi dan
opini. Berikut adalah penjelasan masing-masing
a.
Fakta lunak
Fakta lunak merupakan fakta yang masih perlu
dibuktikan dengan dukungan fakta – fakta lain. Para sejarawan melalui
penelitian sumber – sumber sejarah mencoba mengolah sehingga bisa dimengerti.
Tetapi bisa saja bahwa apa yang dianggap sebagai fakta belum tentu diterima
oleh orang lain, sehingga tidak jarang masih mengundang perdebatan. Contohnya
peristiwa supersemar merupakan fakta lunak karena masih dalam perdebatan.
Gambar 1 Dokumen Supersemar sebagai Fakta Lunak
Sumber:
http://serbasejarah.wordpress.com/2010/03/10/supersemar-yang-supersamar/
b.
Fakta keras
Fakta keras adalah fakta – fakta yang biasanya
sudah diterima sebagai sesuatu peristiwa yang benar, yang tidak lagi
diperdebatkan. Fakta ini sering disebut “fakta keras”, fakta yang sudah mapan (established) dan tidak mungkin
dipalsukan lagi. Contohnya peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan faakta yang tidak
bisa diubah lagi.
Gambar 2 Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
Sumber:
http://andyestc.blogspot.com/2012/08/sejarah-proklamasi-kemerdekaan-indonesia.html
c.
Inferensi
Inferensi merupakan ide – ide sebagai benang
merah yang menjembatani antara fakta yang satu dengan fakta yang lain. Ide atau
gagasan ini dapat dimasukkan dalam kategori fakta, tetapi masih cukup lemah.
Karena inferensi tidak lebih dari suatu pertimbangan logis yang menjelaskan
pertalian antara fakta – fakta.
d. Opini
Opini mirip dengan inferensi, tetapi opini ini
lebih bersifat pendapat pribadi / perorangan. Karena pendapat pribadi maka
tidak didasarkan pada konsideran umum. Sedangkan salah satu benntuk informasi sejarah,
opini merupakan penilaian (value judgment) atau sangkaan pribadi.
Berdasarkan bentuknya fakta sejarah dibagi
menjadi 3, yaitu : fakta mental, fakta social, dan artefak
a.
Fakta mental
Fakta mental adalah kondisi yang dapat
menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian, dan sikap yang mendasari
suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan perilaku, ataupun
tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya kehidupan manusia,
masyarakat, dan Negara misalnya, mental orang Aceh yang keras dan tak mudah
menyerah, mengakibatkan pihak Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanannya.
Gambar 3 Peristiwa Perang Aceh (1873-1904)
Sumber:
http://atjehliterature.blogspot.com/2013/04/sejarah-aceh-dari-masa-ke-masa-part-ii.html
b.
Fakta Sosial
Fakta sosial adalah fakta sosial yang
berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu menggambarkan tentang keadaan sosial,
suasana zaman dan sistem kemasyarakatan, misalnya interaksi
(hubungan)antarmanusia, contoh pakaian adat, atau pakaian kebesaran raja. Jadi
fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat
atau suatu Negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta
komunikasi yang terjaga baik. Misalnya, bangunan arsitektur Eropa di kota
Indonesia. Ini menandakan Bahwa di kota bersangkutan pernah di tempati oleh
orang-orang asal Eropa yang membangun rumah yang beraksitektur dan tidak jauh
beda dengan negara asalnya.
Gambar 4 Peninggalan Inggris di Bengkulu
Sumber: http://www.pariwisata.bengkuluprov.go.id/ver1/index.php/kota/istana-inggris
c.
Artefak
adalah semua benda baik secara keseluruhan atau
sebagian hasil garapan tangan manusia, contohnya candi, patung, dan perkakas.
Gambar 5 Artefak Peninggalan Roman (Roma, Italia)
Sumber: http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Roman_artefacts_011.jpg
3.
Penelitian
Sejarah
Menurut Thomas
Jefferson, dalam penulisan sejarah
Penelitian
sejarah adalah salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data
secara sistematik, berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis
yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab, pengaruh atau perkembangan
kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang (Sukardi, 2003, hal. 203). Menurut (Sjamsuddin, 2007, hal. 13) penelitian sejarah
berhubungan dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam
penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan)
yang akan diteliti (Sjamsuddin, 2007, hal. 13).
Menurut Sjamsuddin (2007, hal. 89) paling tidak ada enam tahap
yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah yaitu:
a. Memilih
topik yang sesuai
b. Mengusut
semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik
c. Membuat
catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang
ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung dengan membuat system card, fotokopi, komputer dan
internet.
d. Mengevaluasi
secara kritis semua bukti yang telah dikumpulkan (kritik sumber)
e. Menyusun
hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan
berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disajikan sebelumnya.
f. Menyajikannya
dalam suatu cara yang menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para
pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.
Penelitian
sejarah pada dasarnya adalah penelitian terhadap sumber-sumber sejarah,
merupakan implementasi dari tahapan kegiatan yang tercakup dalam metode sejarah
yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Tahapan historiografi
merupakan kegiatan penulisan hasil penelitian. Gambar 5.1 menggambarkan metode Sejarah
sebagai berikut:
Gambar 6 Metode Penelitian Sejarah
Sumber: (Sjamsuddin, 2007, hal. 17)
a. Heuristik
Heuristik
adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Berhasil tidaknya
pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan peneliti mengenai
sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber (Sobana Hs, 2008, hal. 4). Menurut Carrard (1992) dan Gee (1950) dalam(Sjamsuddin,
2007, hal. 86) heuristik (heuristics)
merupakan sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan
data-data/materi sejarah/evidensi sejarah. Tahap heuristik ini banyak menyita
waktu, biaya, tenaga, pikiran dan perasaan
karena apabila kita mendapatkan yang dicari maka serasa mendapatkan harta
karun, sementara jika sudah bersusah payah mencari sumber tetapi tidak berhasil
maka rasa frustasi akan muncul.
Sumber-sumber
sejarah dapat ditemukan di perpustakaan, arsip dan museum, dimana kekayaan
perpustakaan, arsip dan museum dapat diketahui dari petunjuk-petunjuk, indeks,
bibliografi, katalog, majalah, dan jurnal serta brosur yang meminformasikan
kepada sejarawan, peneliti, pengunjung apa saja yang tersedia dalam
perpustakaan, arsip atau museum itu yang
berhubungan dengan literatur atau dokumen sejarah. Pengetahuan praktis mengenai
petunjuk-petunjuk atau indeks-indeks ini dan bagaimana menggunakan perpustakaan
dan arsip adalah syarat mutlak bagi penelitian sejarah. Pengetahuan tersebut
muncul biasanya selama proses pengumpulan materi itu berlangsung (Sjamsuddin, 2007, hal. 121).
Gambar 7 Gedung Arsip Nasional
Sumber: http://www.gedoor.com/2012/04/arsip-nasional-republik-indonesia/
Gambar 8 Koleksi di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Sumber: http://www.pnri.go.id/
b. Kritik
Kritik adalah
sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang
telah ditemukan, untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas. Tujuan
utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga diperoleh fakta.
Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas (sistem kartu), agar
memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan kerangka tulisan. Kritik sumber
dilakukan setelah peneliti berhasil mengumpulkan sumber-sumber dalam
penelitiannya dan tidak menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis
pada sumber-sumber tersebut dan menyaringnya secara kritis terutama sumber
pertama (Sjamsuddin, 2007, hal. 131).
Kritik sumber dilakukan dilakukan baik terhadap bahan materi maupun terhadap substansi (isi) sumber. Dalam
metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik
internal.
1). Kritik eksternal
Kritik
eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek
luar dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007, hal.
132). Sebelum sumber-sumber sejarah dapat digunakan dengan aman, menurut
Lucey (1984) ada lima pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan (Sjamsuddin, 2007, hal. 133) yaitu:
a)
Siapa yang mengatakan?
b)
Apakah kesaksian tersebut
telah diubah?
c)
Apa yang dimaksud sumber
dengan kesaksiannya?
d)
Apakah orang yang memberikan
kesaksian itu seorang saksi mata (witness)
yang kompeten (mengetahui fakta yang sebenarnya)
e)
Apakah saksi mengatakan
fakta yang sebenarnya (truth) dan
memberikan fakta yang diketahui?
Gambar 9 Sumber Sejarah yang Berasal dari Surat Kabar
Fungsi
kritik eksternal adalah memeriksa sumber sejarah atas dasar dua hal pertama dan
menegakkan sedapat mungkin otentisitas dan integritas dari sumber tersebut.
Kritik eksternal juga harus memperhatikan otentisitas (authenticity), deteksi sumber palsu, integritas dan penyuntingan.
Sebuah sumber sejarah (catatan harian, surat, buku) adalah otentik atau asli
jika itu benar-benar produk dari orang yang dianggap sebagai pemiliknya (atau
dari periode yang dipercayai sebagai masanya jika tidak mungkin menandai pengarangnya).
Langkah
yang dilakukan dalam menegakkan otentisitas
adalah mengidentifikasi penulis. Kadang-kadang penulis tidak dapat
ditandai karena banyak dokumen dan penerbitan pertama-tama muncul tidak
menggunakan nama samaran dan penelitian kemudian dapat saja berhasil
mengidentifikasi beberapa penulisnya. Belum ada aturan yang benar-benar baku
untuk memutuskan berapa banyak yang harus dibuktikan sebelum sebuah sumber
dapat diterima sebagai sesuatu yang asli, namun semakin banyak yang diketahui
tentang dokumen tersebut, semakin banyak pula yang dapat digunakan oleh
peneliti dari sumber tersebut (Sjamsuddin, 2007,
hal. 134-137).
Keahlian
dalam mendeteksi sumber asli diperlukan mengingat kecanggihan teknologi modern
yang memudahkan para pemalsu dokumen untuk melakukan operasinya. Banyak dokumen
rahasia negara terutama yang sedang konflik dijajakan oleh para pemalsu kepada
pihak yang berkepentingan dikatakan asli padahal palsu (Sjamsuddin, 2007, hal. 137). Dalam mendeteksi sumber maka haru
diperhatikan kriteria fisik (jenis kertas, tinta, cat), garis asal usul
dokumen, tulisan tangan, dan isi dari sumber.
Setelah
mendeteksi sumber maka selanjutnya harus diketahui integritasnya. Integritas
disini dapat diartikan bahwa sumber mempunyai otentisitas yang tetap jika
kesaksian yang asli tetap terpelihara tanpa ubah-ubahan mensikipun
ditransmisikan dari masa ke masa (Sjamsuddin,
2007, hal. 140). Ubahan dapat berupa penambahan, pengurangan,
penghilangan atau penggantian dalam teks asli dan ini mungkin saja disengaja atau
tidak disengaja dalam sumber asli atau dalam salinan aslinya. Ubahan yang
sering terjadi diakibatkan oleh kekeliruan dalam menyalin sehingga secara
substansional dapat mengubah arti sebuah teks. Untuk mencegah kekeliruan
tersebut perlu dilakukan kolasi yaitu membandingkan manuskrip asli dengan
salinan oleh seseorang yang membaca naskah asli dan sejarawan mengikuti naskah
salinannya. Jika integritasnya terjaga maka dapat dikatakan fakta dari
kesaksian (fact of testimony) telah
ditegakkan bagi sejarawan (Lucey dalam (Sjamsuddin,
2007, hal. 140)).
Dokumen
yang diedit secara sembarangan dapat merusak banyak sumber sejarah. Dokumen
memang harus diedit sebagaimana aslinya dan jika ada perubahan, penyunting
harus memberitahukan pembacanya. Aplikasi dari aturan-aturan sederhana ini
menuntut kerajinan yang diteliti dan penyunting dapat menggunakan tanda-tanda
tertentu dalam mengoreksi kesalahan ejaan, istilah, ataupun nama yang dibuat
oleh penulis asli (Sjamsuddin, 2007, hal. 143).
2). Kritik Internal
Kritik internal
merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu
isi dari sumber, yaitu kesaksian (testimony)
(Sjamsuddin, 2007, hal. 143). Setelah
fakta kesaksian ditegakkan melalu kritik eksternal, tiba giliran sejarawan
untuk mengadakan evaluasi terhadap kesaksian tersebut apakah reliable atau tidak. Hal yang perlu
diperhatikan dari kritik internal adalah:
Gambar 10 Saksi Sejarah, Turun Soeharto dari jabatan Presiden
http://www.antarafoto.com/spektrum/v1290916201/kesaksian-veteran
a) Arti
sebenarnya dari kesaksian
Sejarawan harus menetapkan arti sebenarnya dari perkataan
yang dikemukakan oleh saksi apakah diartikan harfiah atau sesungguhnya (real) . Arti harfiah adalah pengertian
gramatikal yang berarti menurut huruf yang tertulis. Sementara arti yang
sesungguhnya adalah arti yang tersirat dari balik huruf yang ditulis. Mungkin
dalam sebuah tulisan sejarah sumber tersebut menggunakan kalimat metafora
sehingga peneliti harus tahu arti yang sesungguhnya.
b) Kredibilitas
kesaksian.
Kredibilitas (keterpercayaan) seorang saksi harus
memperhatikan bagaimana kemampuan saksi untuk mengamati, bagaimana
kesempatannya untuk mengamati teruji dengan benar atau tepat, bagaimana jaminan
bagi kejujurannya, bagaimana kesaksiannya itu dibandingkan dengan saksi-saksi
yang lain. Dalam membandingkan satu sumber dengan sumber-sumber lain untuk
kredibilitas, terdapat tiga kemungkinan
yaitu sumber-sumber lain dapat cocok dengan sumber yang dibandingkan, berbeda
dengan sumber atau malah tidak menyebutkan apa-apa (Sjamsuddin, 2007, hal. 151-152)
c) Sumber-sumber
yang sesuai (concurring sources)
Sumber dikatakan kredibel apabila sumber yang lain sesuai
dengan kesaksiannya baik secara independen maupun dependen. Penyesuaian
kesaksian dari saksi independen dan dapat dipercaya yang dapat menegakkan
kredibilitas suatu sumber tertentu.
d) Sumber-sumber
yang berbeda (disseting sources).
Perbedaan kesaksian sumber lain terhadap satu sumber
tidak begitu saja dapat membatalkan kesaksian dari sumber yang dibicarakan.
Tetapi tergantung dari tingkat perbedaannya. Pada beberapa kondisi tertentu
perbedaan sudah dapat diperkirakan namun kembali kepada kecerdasan peneliti
dalam menghadapi perbedaan tersebut dan komplikasi-komplikasi yang muncul
akibat perbedaan sehingga dapat ditemukan juga benang merahnya.
c. Historiografi
Sesudah
menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik
sumber, maka langkah selanjutnya adalah menghasilkan karya historiografi yang
merupakan penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan
juga membuat formulasi serta presentasi hasil-hasilnya sehingga akan
menggamparkan operasi-operasi sintetis yang menuntun dari kritik dokumen kepada
penulisan teks yang sesungguhnya (Sjamsuddin,
2007, hal. 155). Tahap-tahap penulisan mencakup interprestasi,
eksplanasi sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya yang
merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
a) Penafsiran
(Interpretasi)
Proses
penulisan dilakukan karena ingin mencipta ulang dengan deskripsi dan narasi
serta melakukan penafsiran (interpret) dengan menggunakan analisa
dan berolritasi kepada problem. Teknik analisis deskripsi narasi sering kali
dikaitkan dengan bentuk atau model sejarah lama, sedangkan teknik analisis
dikaitkan dengan bentuk atau model sejarah baru yang ilmiah (Sjamsuddin, 2007, hal. 158).
b) Penjelasan
(Eksplanasi)
Dalam
setiap pembahasan mengenai metodologi sejarah, penjelasan merupakan satu pusat
utama yang menjadi sorotan. Penjelasan menurut D.H. Fischer berarti membuat
terang, jelas dan dapat dimengerti dengan menggunakan: what (apa), how
(bagaimana), when (kapan), where (dimana) dan who (siapa) (Sjamsuddin, 2007, hal.
190). Seringkali eksplanasi disamakan dengan deskripsi padahal
sebenarnya keduanya dapat dibedakan. Deskripsi hanya penyebutan fakta saja,
sementara penjelasan menuntut jawaban yang analitis-kritis yang akhirnya
bermuara pada suatu penjelasan atau keterangan sintesis sejarah. Sejarah yang
sebenarnya adalah jika dapat menjelaskan atau memberikan jawaban tentang why (mengapa). Jadi bukan sekedar what,
when, where dan who tapi
lebih kepada why-what, why-when, why-where dan why-who. Sebagai
contoh misalnya fakta sejarah mengenai Proklamasi Kemerdekaan yang diucapkan di
Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10 pagi oleh Ir. Sukarno. Dalam
deskripsi, peneliti cukup menjawab apa (Proklamasi Kemerdekaan), kapan (tanggal 17 Agustus 1945 jam 10),
dimana (Jakarta) dan siapa (Ir. Sukarno). Tetapi dalam eksplanasi harus dapat
menjawab, mengapa Proklamasi Kemerdekaaan diucapkan (why-what), mengapa Sukarno yang mengucapkan bukan Hatta (why-who), mengapa tanggal 17 Agustus
1945 bukan tanggal yang lainnya (why-when),
dan mengapa di Jakarta bukan kota-kota lain di Indonesia (why-where). Jadi semuanya menuntut keterangan, penjelasan yang
kalau ditulis dapat menghasilkan buku yang tebal bukan hanya sekedar jawaban
faktual (Sjamsuddin, 2007, hal. 191-192).
Tetapi
tanpa deskripsi faktual mustahil dapat membuat sebuah eksplanasi sejarah sebab
eksplanasi tanpa fakta adalh fantasi. Hubungan antara keduanya adalah hubungan
yang saling melengkapi dan tidak dapat berdiri sendiri. Seperti mobil dengan
bahan-bahan pembuat mobil. Tidak akan ada mobil (eksplanasi) kalau tidak ada
bahan-bahan pembuatnya seperti mesin, kaca, baja, ban, jok dan sebagainya
(deskripsi fakta). Dalam bentuk yang paling sederhana, dengan merangkaikan
komponen-komponen itu dalam suatu sintesis akan menghsilkan suatu penjelasan
mengapa dan/atau bagaimana peristiwa sejarah terjadi (Sjamsuddin, 2007, hal. 193).
Terdapat
beberapa model penjelasan sejarah seperti yang terlihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Model
Penjelasan Sejarah
Model |
Keterangan |
Kausalitas |
Terdapat hubungan sebab akibat yang
menunjukkan bahwa setiap fenomena merupakan akibat dari sebab sebelumnya (Temperley, 1964) dengan melakukan
prosedur: 1. Mencari
sejumlah sebab yang relevan untuk satu peristiwa yang sama 2. Memperkecil
secara sitematis sebab-sebab tersebut dan menyusun kembali secara hirarkis
menurut urutan yang paling dominan sampai kepada sekedar penyerta saja. |
Covering
Law Model
(CLM) |
1. Merupakan
satu bentuk teori eksplanasi untuk segala macam penyidikan (inkuiri) (Dray,
1969) 2. Penjelasan
sejarah harus dapat diterangkan oleh hukum umum atau hipotesis universal atau
hipotesis dari bentuk universal (Hempel dalam Gardiner, 1959). 3. Secara
metodologis tidak ada perbedaan antara penjelasan dalam ilmu alam dengan
sejarah karena sama-sama bertujuan untuk membuat hubungan-hubungan kausatif
yaitu penjelasan ilmiah mengenai peristiwa-peristiwa yang hanya diperoleh
dengan menempatkan peristiwa tersebut di bawah hipotesis, teori atau hukum
umum. |
Heurmeunetika |
1. Merupakan
alat kritik terhadap sumber sejarah (Bauman, 1978) 2. Mencoba
memahami makna sebenarnya dari sebuah dokumen, sajak, teks hukum, tindakan
manusia, bahasa, budaya asing atau diri sendiri (Bruns, 1992) 3. Menekankan
secara tegas perbedaan antara ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan karena alam
adalah ciptaan Tuhan sementara kemanusiaan merupakan hasil dari manusia itu
sendiri |
Analogi |
1. Merupakan
alat eksplanasi yang menjadi semacam
ornamen dalam artikulasi ide-ide. 2. Pada
setiap kesempatan, para sejarawan akan menggunakan analogi itu secara luas,
baik sebagai instumen heuristik untuk penyidikan empiris maupun sebagai alat
eksplanasi dalam pengajaran dan memperindah tulisan (Fischer, 1970) |
Motivasi |
1. Sebagai
salah satu bentuk eksplanasi kausal dimana akibat merupakan suatu hasil
perbuatan yang inteligen sedangkan sebab merupakan pikiran yang berada di
belakang perbuatan itu 2. Sebagai
penjelasan non kausal yaitu berupa model dari tingkah lauk yang berpola
(Fischer, 1970) |
Sumber: (Sjamsuddin, 2007, hal. 190-235)
a) Penyajian
(Ekspose)
Dalam
penulisan sejarah, wujud dari penulisan itu merupakan paparan, penyajian dan
presentasi yang sampai kepada dan dibaca oleh para pembaca dan pemerhati
sejarah. Paling tidak secara bersamaan digunakan tiga bentuk teknik dasar
menulis yaitu deskripsi, narasi dan analisis. Sehubungan dengan hal tersebut
maka penyajian sejarah dapat dilakun dengan tiga cara yaitu deskriptif naratif,
sejarah analitis-kritis dan gabungan deskriptif-naratif dan analitis kritis (Sjamsuddin, 2007, hal. 236-238).
Sejarah
yang bersifat naratif mempunyai beberapa sebutan seperti sejarah populer dan
sejarah peristiwa karena terlalu menyandarkan diri kepada peristiwa-peristiwa
atau sejarah lama dimana sejarawan dianggap sebagai narator yang ditulis pada
bagian luarnya saja dan tidak memiliki arti. Penyajian sejarah yang bersifat
analitis kritis dianggap sebagai sejarah akademik dengan orientasinya pada
problema dan struktur. Pemaparan untuk jenis ini umumnya terdapat pada karya
tulis ilmiah sepeti tesis dan disertasi. Namun cara ini dianggap terlalu kaku
dan tidak historis. Sementara gabungan deskriptif naratif dan analitis kritis
merupakan proses integrasi peristiwa yang naratif dengan struktur yang
analitis.
1.
Penulisan
Sejarah
ambar
11 Sejarah Menurut Thomas Jefferson (1817)
Sumber:
http://melvillelibrary.blogspot.com/
Dari
tulisan pada gambar 6, Thomas Jefferson mengemukakan bahwa menulis sejarah
membutuhkan waktu yang panjang, melakukan pengamatan seumur hidup,
penyelidikan, tenaga dan koreksi secara
terus menerus. Dalam menulis sejarah materi tidak mudah ditemukan jika memori/
ingatan sudah membusuk/rusak.
Menulis sejarah
merupakan kegiatan intelektual dan cara yang utama untuk memahami sejarah.
Ketika serawan memasuki tahap menulis, maka segala daya pikirannya dikerahkan,
bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan dan catatan, tetapi yang
terutama penggunaan pikirn-pikiran kritis dan analisisnya sehingga menghasilkan suatu sintesis dari seluruh
hasil penelitiannya atau penulisan utuh yang disebut historiografi. Menulis
karya sejarah baik itu makalah singkat ataupun buku tebal sebenaranya merupakan
suatu paduan antara kerja seni karena menggunakan bahasa dengan berbagai gaya
yang disukai atau dikuasai dan kemampuan berpikir kritis, analitis dan
sintesis. Para peneliti sejarah dituntut kemampuan dan keterampilan menulis,
karena harus mengkomunikasikan hasil penelitian atau temuan tersebut kepada
umum.
Seperti yang
sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya di atas maka penulisan sejarah diawali
dengan penelitian sejarah yang mencakup bertanya, menentukan dan mencari
sumber, kritik sumber, validasi informasi (kritik internal dan eksternal),
interpretasi, rekonstruksi (dari tahapan heuristik dan kritik sumber, lalu
dibangun suatu rangkaian cerita sejarah) dan penulisan. Peserta didik tinggal
mengikuti langkah-langkah penelitian sejarah untuk membuat penulisan sejarah
dan menghasilkan sebuah tulisan sejarah, walaupun sederhana tetapi memenuhi
kaidah penelitian sejarah.
D. PENILAIAN
Jawablah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas:
1.
Apa yang dimaksud
dengan metode?
2.
Apa perbedaan antara
metode dan metodologi
3.
Jelaskan langkah-langkah penelitian
sejarah
4.
Jelaskan prinsip 4 W +
H?
5.
Dalam
melakukan kritik, terdapat dua cara yaitu kritik eksternal dan kritik internal,
jelaskan perbedaan antara keduanya.
E. REFERENSI
Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Miftahuddin.
(t.thn.). Menjadi Peneliti Sejarah. Dipetik Mei 18, 2013, dari staff uny
website:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/miftahuddin-mhum/menulis-sejarah.pdf
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta:
Ombak.
Sobana Hs, A. (2008, Februari 12-14). Metode Penelitian
Sejarah. Materi "Workshop Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan:
Penulisan Karya Ilmiah dan Perekaman Data, hal. 1-17.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Kearsipan. (2009). Jakarta.
Nama:Nabila Maulida Intana
BalasHapusKelas:X ips 6
Mapel:Sejarah Peminatan
Jawaban
1.Cara Atau Prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
2.Metode Artinya Sebuah jalan yang di lewati untuk mencapai tujuan,Sedangkan Logos Berarti ilmu.
Jadi Metodologi Adalah cara atau ilmu yang di pakai untuk menemukan kebenaran menggunakan Penelusuran Dengan tata cara tertentu.
3.-Mencari Topik
-Heuristik
-Verifikasi atau kritik
-Interpretasi
-Historiografi
4.-What, Apa yang di teliti?
-Who, Siapa yang diteliti?
-Where, Di mana?
-Why, Mengapa Di teliti?
-How,Bagaimna caranya/Kejadiannya?
5.Kritik Intern adalah kritik yang di gunakan untuk menganalisis mengenai pembuktian kebenaran sebuah fakta mengenai sejarah.
Kritik ekstern adalah kritik yang di gunakan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sebuah sumber (Otentitas).
1.Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
BalasHapus2.Dari Segi pengertian
Metode sejarah merupakan hal-hal yang dilakukan yang bertujuan untuk meneliti kembali peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. Metode sejarah juga bisa dikatakan seluruh penelitian yang dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui fakta yang ada dan suatu hal pernah terjadi di dalam kejadian masa lampau.
Sedangkan metodologi sejarah adalah cara mengetahui tentang bagaimana suatu peristiwa sejarah terjadi di masa lampau.
Dari Segi Teknik
Metode sejarah lebih cenderung kepada tahapan yang dilakukan dalam penelitian sejarah dimulai dari pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Sedangkan metodologi lebih cenderung untuk mengetahui bagaiamana caranya agar dapat mengetahui peristiwa di masa lampau dengan cara mengikuti suatu prosedur dalam bentuk penyelidikan dan pengumpulan data sejarah, sehingga bisa menguraikan apa itu metode penelitian sejarah, sumber sejarah atau penulisan sejarah.
3.-Heuristik : tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian.
-Verifikasi : penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.
-Interpretasi : menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.
-Historiografi adalah penulisan sejarah.
4.- apa ( peristiwa apa) yang terjadi (what)? Apa dampak nya terhadap kehidupan manusia waktu itu?
- kapan terjadinya peristiwa itu (when)?
- Di mana terjadinya peristiwa itu (where)?
- siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa hubungan antar pelaku(who)?
- mengapa peristiwa itu terjadi (why), apa latar belakang nya? Apa saja faktor faktor pemicunya?
- bagaimana proses terjadinya peristiwa itu (how)
5.Kritik Internal adalah kritik yang digunakan untuk menganalisis mengenai pembuktian kebenaran sebuah fakta mengenai sejarah.
Kritik Eksternal adalah kritik yang digunakan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sebuah sumber (otentitas).
Terima kasih
BalasHapusNama :Siti Aisah
BalasHapusKelas : X IPS 6
Mapel :sejarah minat
1.Pengertian metode pada umumnya adalah menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary of the English Language(Sjamsuddin, 2007, hal. 12-13):
a. Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek
b. Suatu disiplin atau sistem yang acapkali dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan ke dalam atau eksposisi dari beberapa subjek.
c. Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai untuk suatu ilmu (sains), seni, atau disiplin tertentu.
d. Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran.
e. Suatu cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan bentuk dan arti khusus pada materi-materi artistik: 1) suatu cara, teknik, atau proses dari atau untuk melakukan sesuatu; 2) suatu keseluruhan keterampilan-keterampilan (a body of skills) atau teknik-teknik.
2.Berkaitan dengan Sejarah, Sartono Kartodidjo dalam (Sjamsuddin, 2007, hal. 14) membedakan metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah sedangkan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah.
3. - Pemilihan Topik
Pemilihan topik berdasarkan dua pertimbangan,yaitu kedekatan emosional dan kemampuan intelektual. Hal ini sangat penting,karena keberhasilan penelitian sangat tergantung dengan topik yang diteliti dan kemampuan intelektual peneliti
-Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan.
- Verifikasi
verifikasi adalah kegiatan menguji dan menilai terhadap sumber-sumber sejarah. Penelitian dan pengujian ini dilakukan untuk memperoleh keakuratan sumber-sumber sejarah.
-interpretasi
Pada tahap ini sejarawan diminta menafsirkan fakta-fakta yang sudah diverifikasi dan menyusun fakta fakta menjadi suatu rangkaian peristiwa
- Historiografi
Historiografi merupakan tahap akhir dalam kegiatan penelitian sejarah. Pada tahap ini sejarawan Menulis rangkaian tersebut kedalam sebuah tulisan
4. What(apa) ,peristiwa apa yang terjadi ? Apa dampak nya terhadap kehidupan manusia waktu itu?
- when (kapan), kapan terjadinya peristiwa itu ?
- where (Di mana), di mana terjadinya peristiwa itu ?
- who (siapa), siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa hubungan antar pelaku?
- why (mengapa), mengapa peristiwa itu terjadi , apa latar belakang nya? Apa saja faktor faktor pemicunya?
- how (bagaimana) proses terjadinya peristiwa itu
5.kritik internal berfungsi untuk memeriksa kebenaran dokumen sedangkan kritik eksternal untuk memeriksa keaslian dokumen
Nama :Vanesa Mawar Sharon
BalasHapusKelas:X Ips 1
1.Metode merupakan suatu yang digunakan dalam proses penelitian terhadap sumber-sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis dan disajikan secara tertulis
2. Perbedaan antara metode dan metodologi yaitu :
Metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah
3. Langkah-langkah penelitian sejarah yaitu :
a. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan
b. Kritik
Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan, untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas
Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal:
1). Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah
2). Kritik Internal
Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
c. Historiografi
Sesudah menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik sumber, maka langkah selanjutnya adalah menghasilkan karya historiografi yang merupakan penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan juga membuat formulasi serta presentasi hasil-hasilnya sehingga akan menggamparkan operasi-operasi sintetis yang menuntun dari kritik dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya
Tahap-tahap penulisan mencakup interprestasi, eksplanasi sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya yang merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
a)Penafsiran (Interpretasi)
Proses penulisan dilakukan karena ingin mencipta ulang dengan deskripsi dan narasi serta melakukan penafsiran (interpret) dengan menggunakan analisa dan berolritasi kepada problem
b)Penjelasan (Eksplanasi)
penjelasan merupakan satu pusat utama yang menjadi sorotan
4. Prinsip 4W + H yaitu :
1) What (apa) peristiwa apa yang terjadi. Apa dampak nya terhadap kehidupan manusia waktu itu?
2) When (kapan) kapan terjadinya peristiwa itu
3) Where (dimana) dimana terjadinya peristiwa itu
4) Who (siapa) siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa hubungan antar pelaku
5) How (bagaimana) bagaimana proses terjadinya peristiwa itu
5.Perbedaan antara kritik eksternal dan kritik internal yaitu:
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah, sedangkan kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
Nama : Dea Apriani
BalasHapusKelas : 10 IPS 3
Mapel : Sejarah Minat
1. Metode merupakan suatu yang digunakan dalam proses penelitian terhadap sumber-sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis dan disajikan secara tertulis
2. Perbedaan antara metode dan metodologi yaitu :
Metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah
3. Langkah-langkah penelitian sejarah yaitu :
a. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan
b. Kritik
Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan, untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas
Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal:
1). Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah
2). Kritik Internal
Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
c. Historiografi
Sesudah menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik sumber, maka langkah selanjutnya adalah menghasilkan karya historiografi yang merupakan penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan juga membuat formulasi serta presentasi hasil-hasilnya sehingga akan menggamparkan operasi-operasi sintetis yang menuntun dari kritik dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya
Tahap-tahap penulisan mencakup interprestasi, eksplanasi sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya yang merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
a)Penafsiran (Interpretasi)
Proses penulisan dilakukan karena ingin mencipta ulang dengan deskripsi dan narasi serta melakukan penafsiran (interpret) dengan menggunakan analisa dan berolritasi kepada problem
b)Penjelasan (Eksplanasi)
penjelasan merupakan satu pusat utama yang menjadi sorotan
4. Prinsip 4W + H yaitu :
1) What (apa) peristiwa apa yang terjadi. Apa dampak nya terhadap kehidupan manusia waktu itu?
2) When (kapan) kapan terjadinya peristiwa itu
3) Where (dimana) dimana terjadinya peristiwa itu
4) Who (siapa) siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa hubungan antar pelaku
5) How (bagaimana) bagaimana proses terjadinya peristiwa itu
5.Kritik Internal adalah kritik yang digunakan untuk menganalisis mengenai pembuktian kebenaran sebuah fakta mengenai sejarah.
Kritik Eksternal adalah kritik yang digunakan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sebuah sumber (otentitas).
Nama : Fadilah
BalasHapusKelas : X IPS 3
Mapel : Sejarah Minat
1). Metode merupakan suatu yang digunakan dalam proses penelitian terhadap sumber-sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis dan disajikan secara tertulis.
2). Perbedaan antara metode dan metodologi yaitu :
- Metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan
- Metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah
3). Langkah-langkah penelitian sejarah yaitu :
a. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan
b. Kritik
Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan, untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas
Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal:
1. Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah
2. Kritik Internal
Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
c. Historiografi
Sesudah menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik sumber, maka langkah selanjutnya adalah menghasilkan karya historiografi yang merupakan penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan juga membuat formulasi serta presentasi hasil-hasilnya sehingga akan menggamparkan operasi-operasi sintetis yang menuntun dari kritik dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya
Tahap-tahap penulisan mencakup interprestasi, eksplanasi sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya yang merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
a). Penafsiran (Interpretasi)
Proses penulisan dilakukan karena ingin mencipta ulang dengan deskripsi dan narasi serta melakukan penafsiran (interpret) dengan menggunakan analisa dan berolritasi kepada problem
b). Penjelasan (Eksplanasi)
penjelasan merupakan satu pusat utama yang menjadi sorotan
4). Prinsip 4W + H yaitu :
1. What (apa) peristiwa apa yang terjadi. Apa dampak nya terhadap kehidupan manusia waktu itu?
2. When (kapan) kapan terjadinya peristiwa itu
3. Where (dimana) dimana terjadinya peristiwa itu
4. Who (siapa) siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa hubungan antar pelaku
5. How (bagaimana) bagaimana proses terjadinya peristiwa itu
5). Kritik Internal adalah kritik yang digunakan untuk menganalisis mengenai pembuktian kebenaran sebuah fakta mengenai sejarah.
Kritik Eksternal adalah kritik yang digunakan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sebuah sumber (otentitas).
Nama:Eli Ernawati
BalasHapusKelas: X IPS 6
Mapel: Sej minat
1. Pengertian metode pada umumnya adalah menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary of the English Language:
a. Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek
b. Suatu disiplin atau sistem yang acapkali dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan ke dalam atau eksposisi dari beberapa subjek.
c. Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai untuk suatu ilmu (sains), seni, atau disiplin tertentu.
d. Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran.
e. Suatu cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan bentuk dan arti khusus pada materi-materi artistik: 1) suatu cara, teknik, atau proses dari atau untuk melakukan sesuatu; 2) suatu keseluruhan keterampilan-keterampilan (a body of skills) atau teknik-teknik.
2. Berkaitan dengan Sejarah, Sartono Kartodidjo dalam (Sjamsuddin, 2007, hal. 14) membedakan metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah.
3. Langkah-langkah penelitian sejarah yaitu :
a. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan
b. Kritik
Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan, untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas
Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal:
1). Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah
2). Kritik Internal
Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
c. Historiografi
historiografi merupakan penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan juga membuat formulasi serta presentasi hasil-hasilnya sehingga akan menggamparkan operasi-operasi sintetis yang menuntun dari kritik dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya
Tahap-tahap penulisan mencakup interprestasi, eksplanasi sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya yang merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
a)Penafsiran (Interpretasi)
Proses penulisan dilakukan karena ingin mencipta ulang dengan deskripsi dan narasi serta melakukan penafsiran (interpret) dengan menggunakan analisa dan berolritasi kepada problem
b)Penjelasan (Eksplanasi)
penjelasan merupakan satu pusat utama yang menjadi sorotan
c)penyajian (Ekspose)
penyajian sejarah dapat dilakun dengan tiga cara yaitu deskriptif naratif, sejarah analitis-kritis dan gabungan deskriptif-naratif dan analitis kritis
4. Prinsip 4W + H yaitu :
1) What (apa) apa penyebab peristiwa itu terjadi
2) when (kapan) kapan peristiwa itu terjadi
3)where (dimana) dimana terjadinya peristiwa itu
4)who (siapa) siapa saja orang yang berkaitan/terlibat dengan peristiwa itu
5)How (bagaimana) bagaimana proses terjadinya peristiwa itu
5.perbedaan kritik eksternal dan kritik internal:
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah ,sedangkan Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber, yaitu kesaksian (testimony)
Nama:Syifa salsabila
BalasHapusKelas;X Ips 5
Mapel:Sejarah peminatan
1.Metode adalah langkah-langkah yang digunaakn dalam penelitian sejarah.
2.Metode artinya sebuah jalan yang dilewati untuk mencapai tujuan. Sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi Metodologi adalah cara atau ilmu-ilmu yang dipakai untuk menemukan kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran,
3.-Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan.
-Kritik
Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan,untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas.
-Historiografi
Sesudah menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik sumber,
4.-Waht(apa):Apa yang terjadi di manusia jaman dulu?
-When(Kapan):Kapan itu terjadi.
-Where(dimana):Dimana kejadian itu terjadi?
-Who(Siapa):Siapa pelaku nya? -How(bagaimana):Bagaimana semua itu bisa terjadi
5.Kritik internal adalah usaha untuk menentukan atau menyeleksi kredibilitas sumber-sumber sejarah yang telah terkumpul.
Kritik eksternal yang digunakan untuk menganalisis mengenai pembuktian kebenaran sebuah fakta mengenai sejarah.
Nama: Fani Mutia
BalasHapusKelas: X IPS 5
Mapel: Sejara peminatan
1.Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
2.Metode artinya sebuah jalan yang dilewati untuk mencapai tujuan. Sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi Metodologi adalah cara atau ilmu-ilmu yang dipakai untuk menemukan kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas apa yang dikaji.
3.1.Heuristik : tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian.
2. Verifikasi : penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.
3. Interpretasi : menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.
4. Historiografi adalah penulisan sejarah.
4.What , apa yang diteliti
Who , siapa yg diteliti
Where , dimana tempat kejadian
Why , mengapa diteliti
How , bagaimana caranya / kejadiannya
5.Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber, yaitu kesaksian (testimony) (Sjamsuddin, 2007, hal. 143).
-Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007, hal. 132).
Nama:Najwa zahratunnisa
BalasHapusKelas: X IPS 6
1.Metode merupakan suatu yang digunakan dalam proses penelitian terhadap sumber-sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis dan disajikan secara tertulis
2. Perbedaan antara metode dan metodologi yaitu :
Metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah
3. Langkah-langkah penelitian sejarah yaitu :
a. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan
b. Kritik
Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan, untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas
Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal:
1). Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah
2). Kritik Internal
Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
c. Historiografi
Sesudah menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik sumber, maka langkah selanjutnya adalah menghasilkan karya historiografi yang merupakan penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan juga membuat formulasi serta presentasi hasil-hasilnya sehingga akan menggamparkan operasi-operasi sintetis yang menuntun dari kritik dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya
Tahap-tahap penulisan mencakup interprestasi, eksplanasi sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya yang merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
a)Penafsiran (Interpretasi)
Proses penulisan dilakukan karena ingin mencipta ulang dengan deskripsi dan narasi serta melakukan penafsiran (interpret) dengan menggunakan analisa dan berolritasi kepada problem
b)Penjelasan (Eksplanasi)
penjelasan merupakan satu pusat utama yang menjadi sorotan
4. Prinsip 4W + H yaitu :
1) What (apa) peristiwa apa yang terjadi. Apa dampak nya terhadap kehidupan manusia waktu itu?
2) When (kapan) kapan terjadinya peristiwa itu
3) Where (dimana) dimana terjadinya peristiwa itu
4) Who (siapa) siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa hubungan antar pelaku
5) How (bagaimana) bagaimana proses terjadinya peristiwa itu
5.Perbedaan antara kritik eksternal dan kritik internal yaitu:
-Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah
-Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Hanum Salbilla
BalasHapusKelas : X IPS 6
Mapel : Sejarah Peminatan
1. Metode adalah langkah-langkah yang
digunaakn dalam penelitian sejarah.
2. Metode artinya sebuah jalan yang dilewati
untuk mencapai tujuan. Sedangkan “logos”
berarti ilmu. Jadi Metodologi adalah cara atau
ilmu-ilmu yang dipakai untuk menemukan
kebenaran menggunakan penelusuran dengan
tata cara tertentu dalam menemukan
kebenaran
3. ⋆Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan
menemukan sumber yang diperlukan.
⋆Kritik
Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian
secara
kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang
telah ditemukan,untuk memperoleh otentisitas
dan dan kredibilitas.
⋆Historiografi
Sesudah menyelesaikan langkah-langkah
pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik
sumber
4. ⋆Waht(apa) : Apa yang terjadi di manusia jaman
dulu?
⋆When(Kapan) : Kapan itu terjadi.
⋆Where(dimana) : Dimana kejadian itu terjadi?
⋆Who(Siapa) : Siapa pelaku nya
⋆How(bagaimana):Bagaimana semua itu bisa
terjadi
5. ⋆Kritik internal adalah usaha untuk menentukan
atau menyeleksi kredibilitas sumber-sumber
sejarah yang telah terkumpul.
⋆Kritik eksternal yang digunakan untuk
menganalisis mengenai pembuktian kebenaran
sebuah fakta mengenai sejarah.
Nama : Mauliddina Widiyaningrum
BalasHapusKelas : X IPS 2
Mapel : Sejarah Minat
1.Pengertian metode pada umumnya adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
2.- metodologi yaitu suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau prosedur; suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang digunakan dalam sains.
- Pengertian metode pada umumnya adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
3.- Heuristik : tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian.
- Verifikasi : penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.
- Interpretasi : menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.
- Historiografi adalah penulisan sejarah.
4.-What = apa yang diteliti
-Who = siapa yg diteliti
-Where = dimana
-Why = mengapa diteliti
-How = bagaimana carany / kejadiannya
5.- Kritik Intern adalah kritik yang digunakan untuk menganalisis mengenai pembuktian kebenaran sebuah fakta mengenai sejarah.
- Kritikk Ekstern adalah kritik yang digunakan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sebuah sumber (otentitas).
Nama : Mauliddina Widiyaningrum
BalasHapusKelas : X IPS 2
Mapel : Sejarah Minat
1.Pengertian metode pada umumnya adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
2.- metodologi yaitu suatu cabang filsafat yang berhubungan dengan ilmu tentang metode atau prosedur; suatu sistem tentang metode-metode dan aturan-aturan yang digunakan dalam sains.
- Pengertian metode pada umumnya adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
3.- Heuristik : tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian.
- Verifikasi : penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah.
- Interpretasi : menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa.
- Historiografi adalah penulisan sejarah.
4.-What = apa yang diteliti
-Who = siapa yg diteliti
-Where = dimana
-Why = mengapa diteliti
-How = bagaimana carany / kejadiannya
5.- Kritik Intern adalah kritik yang digunakan untuk menganalisis mengenai pembuktian kebenaran sebuah fakta mengenai sejarah.
- Kritikk Ekstern adalah kritik yang digunakan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sebuah sumber (otentitas).
Nama : Andini Silvia Yuningsih
BalasHapusKelas : X IPS 3
Mapel : Sejarah Minat
1). Metode merupakan suatu yang digunakan dalam proses penelitian terhadap sumber-sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis dan disajikan secara tertulis.
2). Perbedaan antara metode dan metodologi yaitu :
- Metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan
- Metodologi sebagai mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah
3). Langkah-langkah penelitian sejarah yaitu :
a. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan
b. Kritik
Kritik adalah sebuah kegiatan pengujian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan, untuk memperoleh otentisitas dan dan kredibilitas
Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal:
1. Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah
2. Kritik Internal
Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
c. Historiografi
Sesudah menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa heurestik dan kritik sumber, maka langkah selanjutnya adalah menghasilkan karya historiografi yang merupakan penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan juga membuat formulasi serta presentasi hasil-hasilnya sehingga akan menggamparkan operasi-operasi sintetis yang menuntun dari kritik dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya
Tahap-tahap penulisan mencakup interprestasi, eksplanasi sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya yang merupakan satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
a). Penafsiran (Interpretasi)
Proses penulisan dilakukan karena ingin mencipta ulang dengan deskripsi dan narasi serta melakukan penafsiran (interpret) dengan menggunakan analisa dan berolritasi kepada problem
b). Penjelasan (Eksplanasi)
penjelasan merupakan satu pusat utama yang menjadi sorotan
4). Prinsip 4W + H yaitu :
1. What (apa) peristiwa apa yang terjadi. Apa dampak nya terhadap kehidupan manusia waktu itu?
2. When (kapan) kapan terjadinya peristiwa itu
3. Where (dimana) dimana terjadinya peristiwa itu
4. Who (siapa) siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa hubungan antar pelaku
5. How (bagaimana) bagaimana proses terjadinya peristiwa itu
5). Kritik Internal adalah kritik yang digunakan untuk menganalisis mengenai pembuktian kebenaran sebuah fakta mengenai sejarah.
Kritik Eksternal adalah kritik yang digunakan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sebuah sumber (otentitas).
Halo, nama saya SALSABILLA ZULFKAR memangsa hukuman di tangan kreditor palsu. Saya rugi sekitar Rp. 30.000.000 karena saya butuh modal besar Rp. 300.000.000 ,. Saya hampir mati, saya tidak punya tempat tujuan. Perdagangan saya hancur, dan dalam prosesnya saya kehilangan anak dan ibu saya. Saya tidak tahan dengan kejadian ini lagi. Minggu lalu saya bertemu dengan seorang teman lama yang mengundang saya kepada seorang ibu yang baik, Ms. KARINA ELENA ROLAND LOAN COMPANY, yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman sebesar Rp.500.000.000,00
BalasHapusBaik ibu, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih atas kerja keras Tuhan yang baik dalam hidup saya, dan semoga Tuhan terus memberkati ibu yang baik KARINA ROLAND dan teman saya. Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberikan nasehat kepada orang Indonesia lainnya, bahwa banyak penipu di luar sana, jadi jika Anda membutuhkan pinjaman dan keamanan dan siapa pun yang membutuhkan pinjaman harus cepat, hubungi KARINA ROLAND melalui email karinarolandloancompany @ gmail. com
Anda masih dapat menghubungi ibu nomor WhatsApp +1 (585) 708- 3478
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: (salsabillazulfikar4@gmail.com). untuk informasi lebih lanjut.