GURU BERPOLITIK
Bincang Bincang Politik : Strategi Pemenangan Di Banten
GURU BERPOLITIK
Oleh
Sudrajat Senda
Saat kampanye baik kampanye Caleg, Capres, dan Cawapres, ASN harus tahu Visi Misi dan Program-program.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan, mengatakan ;
"Memang seorang PNS masih punya hak pilih jadi ketika dia datang ke kampanye ya sah-sah saja, karena dia punya hak pilih. Dia kan perlu mendengarkan visi misi dari paslon itu."(Merdeka.Com)
Abhan menegaskan, aparatur sipil negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) boleh hadir di acara kampanye.
ASN boleh hadir di arena kampanye, dengan mengikuti aturan sbb ;
1) seorang ASN tidak boleh menggunakan atribut partai,
2) seorang ASN tidak boleh menggunakan atribut PNS dan
3) PNS harus netral.
Point ke tiga kenetralan itu harus kita pahami, dalam dunia ASN itu beragam profesi.
Ragam profesi itu seperti ;
1. ASN Guru
Profesi yang khas dan unik, ;
a). Guru itu punya hak politik dan dijamin oleh undang-undang.
b).Guru itu punya hak edukatif, baik di ruang kelas dan atau ruang publik.
Guru itu harus menjadi teladan senantiasa mengajak pada kebaikan dan kebermanfaatan, termasuk kebaikan politik.
Kalau tidak seperti itu sebaiknya PNS tidak punya hak suara. Agar tidak dimanfaatkan dan memanfaatkan dari dan oleh penguasa.
Fakta yang terjadi keterlibatan ASN dalam politik praktis, adalah yang berkeinginan mencari menjabat, saya menyebutnya Karir loncat atau terbang pada jabatan tinggi.
Para kepala daerah, dan penguasa lainnya di pusat atau daerah tahu persis ASN atau pejabat mana yang jadi timsesnya. Bahkan diperintah, secara sembunyi dan cerdik. Perintah ini akan berbuah imbalan jabatan.
Hal ini karena ASN punya hak suara dapat dimanfaatkan oleh penguasa, lihat lah peran PNS pada masa ORBA, suara PNS menjadi lumbung jitu mendulang kemenangan.
Maka pertanyaan muncul di benak saya, akankah ASN guru netral, ketika para caleg, calon kepala daerah dan capres yang mempertontonkan kecurangan, baik itu money politic, black campaign, hoax, dihadapan masyarakat yang kebingungan memilih dan menimbulkan perpecahan ?
Melihat dua pilihan yang berbeda, apakah guru harus netral, jika ASN Guru melihat ada yang lebih baik bagi kemaslahatan bangsa?
mestinya harus kabarkan kebaikan itu karena keniscayaan dan kenyataan hidup.
ASN Guru sejatinya menjadi rujukan sosial dan bagian suksesi politik dalam pemilu.
ASN Guru tidak lah harus terjun secara parktis sebagai pemain politik tetapi terlibat secara aktif memberikan kabar keniscayaan dan kenyataan politik agar pemilu berjalan dengan jujur dan adil.
* Sudrajat Senda
Komentar
Posting Komentar