Bhineka Dalam Tirani Indonesia





Bhineka Dalam Tirani Indonesia
(20 Tahun Reformasi)

Sudrajat Senda

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sejak negeri ini di dirikan dari zaman  orde lama, orde baru, reformasi dan dari zaman orde paling baru saat ini, oleh founding father begitu sudah mengeintegralistik  dengan keragaman budaya, agama, pulau, bahasa kedaerahan, dan lain-lain dalam kesepakatan konstitusi yang kita sebut dengan UU DASAR 1945, segala resiko multi tafsir pengelola negaranya.




Berbhineka ragam itu dapat menjadi kekuatan atau kelemahan terukur dari kesadaran bahwa waktu dalam ruang  kedewasaan republik ini sudah tiba sejak gerakan perubahan ini terjadi.



Resiko terhadap multi tafsir terhadap konstitusi di republik tdk mungkin terhindarkan dengan mengatasnamakan bhineka untuk di manfaatkan penguasa eksekutif, program - program penguatan akan persatuan dan kesatuan di wujudkan agar tercipta bahwa eksekutif yang kuat lah akan mampu nenjaga negeri ini, dengan mengabaikan (power of the people), kekuatan yang sesungguhnya adalah kedaulatan rakyat itu sendiri.




Hal tersebut di atas akan tumbuh tirani , misalnya pada ;

1. Masa orde lama , ssmenjak dekrit Presiden 05 juli 1959  eksekutif berfikir  harus kuat dengan kembali ke UUD 1945, saat itulah tumbuh tirani yang resiko nya adalah lembaga legislatif di kebiri, sehingga anggota DPR/MPR tidak menjadi wakil rakyat di parlemen untuk pengawasan, pembuat anggaran dan apa lagi mampu membuat UU pro Rakyat.




2. Masa Orde Baru, tidak ubahnya dengan tirani sebelumnya, perbedaan nya adalah kekuatan tirani orde baru di pilih dengan dramatisir pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992.1997, atas nama bhineka pun eksekutif ini dengan strategis mampu membuat Legislatif menjadi kelompok "PADUAN SUARA" bagai mana tidak mereka yang katanya wakil rakyat di buat dengan susunan di lotre. Seperti ;




A. Utusan Daerah & Golongan, yaitu :
1. Gubernur/kepala daerah
2. Panglima Komando Daerah Militer
3. Para Rektor perguruan tinggi
4. Para menteri kabinet
5. Para Isteri dan Anak Menteri

Wakil rakyat (DPR/MPR RI) tidak hanya di pilih dengan lotre namun di gratiskan untuk duduk di Senayan tsb,seperti ;
1. PNS
2. Ibu ibu Dharma wanita
3. Ibu ibu Dharma Pertiw,i
 dengan cara berlindung di bawah pohon beringin atau Golkar.




Tidak hanya itu Militer yang sejatinya untuk mempertahan Negara,  juga di buat menjadi serdadu yang ga mau malu duduk di bawah kabinet yang  Panglina nya sederajat dengan dengan para menteri kabinet.

Wassalamualaikum Wr. Wb.
#SudrajatSenda


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konflik dan pergolakan kepentingan (vested interest).

Paham-paham Baru di Eropa

Konferensi Asia Afrika (KAA)